Nasi berkat yang dibawa bapak-bapak sehabis kendurian |
Setiap kali ada undangan kenduri, bapak selalu membawa nasi kotak atau makanan-makanan yang dihidangkan ke rumah. Itu bapak lakukan, supaya keluarga bisa menikmati nasi kotak tersebut.
"Kok dibawa pulang, Pak. Gak dimakan di sana aja?"
"Gak Nduk, biar kalian bisa makan juga"
Percakapan ini terjadi ketika bapak membawa dua kotak nasi, setelah beliau melakukan "berkatan" atau kendurian di rumah tetangga.
Di tempat kami, ketika ada acara pernikahan, selamatan atau apapun, biasanya akan mengundang orang kampung untuk datang. Orang-orang biasanya melakukan doa bersama untuk si tuan rumah.
Nah, ketika pulang, tuan rumah akan membawakan oleh-oleh berupa nasi kotak atau roti-roti kardusan.
Kebiasaan yang unik adalah para bapak atau ibu-ibu yang datang ke acara, pasti selalu membawa pulang makanan-makanan itu ke rumah. Tujuannya tak lain untuk dimakan anak-anaknya di rumah.
Membawa Nasi Kotak karena sayang keluarga?
Bila kita lihat, kebiasaan bapak-bapak membawa berkat kerumah, mencerminkan rasa sayang kepada anggota keluarga di rumah. Kalau para bapak mau, bisa saja kan, mereka makan di lokasi.
Hanya saja, mereka ingat bahwa di rumah, bisa jadi anak-anak atau istri belum makan sehingga dibawalah nasi kotak itu. Apakah ini baik? Tentu saja. Membawa nasi kotak ke rumah baik karena mematahkan egoisme.
Hanya saja, nasi kotak yang dibawa harus sesuai dengan haknya. Maksudnya? Jangan membawa nasi kotak berlebihan. Misal, mengambil 4 nasi kotak, tanpa melihat orang lain yang belum kebagian. Tahu kan kalau mengambil nasi kotak yang bukan haknya termasuk korupsi?
Baiklah, terlepas itu, dalam ulasan simpel kalau ini, aku hanya ingin bercerita tentang nasi kotak yang dibawa bapak-bapak selepas kenduri. Kebetulan, tadi pagi banyak bapak-bapak membawa nasi kotak. Sepertinya, mereka habis kenduri di tetangga yang memiliki hajatan.
Dari pemandangan itu, aku jadi ingin menulis mengenai hal itu. Kalau di tempat kalian bagaimana guys, apakah bapak-bapak selalu membawa nasi kotak ke rumah atau memakannya di lokasi hajatan? Yuk sharing!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam