Mari belajar bersama K-hub PCVE Outlook 2 |
Dilema perkembangan pendidikan tengah dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Ketika satu sisi berbagai pihak tengah mengupayakan tercapainya Indonesia emas 2045 melalui pemudanya, namun pada sisi yang lain masih ada anak-anak muda terjerat ekstremisme.
Ekstremisme merupakan paham yang menggunakan kekerasan atau ancaman ekstrim dengan tujuan mendukung aksi terorisme yang dapat menyebabkan cedera, matinya pihak yang sengaja dituju.
Pada kalangan muda-mudi penyerapan paham ekstremisme, bukan hal yang bisa disepelekan. Paham ini bisa melemahkan toleransi anak muda sehingga mengikis persatuan dan persatuan. Selain itu, paham ektremisme bisa membahayakan orang lain melalui aksi-aksi terorisme.
Riset SETARA Institute yang dinukil melalui K-hub PCVE 2, pada 2023, terjadi peningkatan jumlah pelajar intoleran aktif di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di lima kota di Indonesia.
Sebanyak 5,6 persen pelajar masuk ke dalam kategori intoleran aktif yang meningkat dua kali lipat dari survei tujuh tahun sebelumnya (2,4 persen).
Hal miris lainnya, banyak pelajar menganggap bahwa ideologi Pancasila tidak terlalu penting dan bisa diganti kapan saja. Padahal ideologi Pancasila itu mutlak dan harus dipahami sebagai dasar negara paling toleran dan tak tergantikan.
Tampilan K-hub PCVE di smartphone dan layar laptop (dokumentasi pribadi) |
Benih-benih intoleransi dan ekstremisme tak boleh dibiarkan bersemi lebih lama lagi. Dengan demikian, perlu adanya “Pengemblengan” melalui edukasi dan literasi agar anak-anak muda maupun orang tua bisa lebih aware dalam memberi pendidikan bagi anak-anak mereka.
Demi tercapainya semangat berpendidikan yang toleran serta cinta damai, dibuatlah modul atraktif dan kreatif yang enak dibaca maupun menyenangkan untuk dipelajari. Modul tersebut bernama K-Hub PCVE Outlook #2.
Nah bicara mengenai istilah PCVE, mungkin belum banyak orang paham mengenainya? PCVE merupakan singkatan dari Preventing and Countering Violent Extremism atau kalau dalam bahasa kita berupa upaya mencegah dan menanggulangi ekstremisme dan kekerasan.
Beberapa poin penting yang perlu diperkuat untuk mencegah PCVE yakni
- dialog dan pencegahan konflik
- tata pemerintahan yang baik, supremasi hukum dan hak asasi manusia
- melibatkan komunitas
- pemberdayaan pemuda
- kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
- pendidikan, pengembangan keterampilan dan fasilitasi lapangan kerja
- komunikasi strategis, Internet dan media sosial
Dibuatnya modul K-Hub PCVE Outlook #2 sebagai realisasi poin 7 di atas. Ini merupakan praktik baik penerapan RAN PE (Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme) melalui platform digital. Seperti apapun, peran digitalisasi harus dikuatkan karena anak-anak muda era kiwari sangat lekat dengan teknologi dan internet.
Tampilan K-Hub PCVE Outlook #2
Sebagai seorang blogger, saya sering membaca modul-modul, baik bernuansa pendidikan maupun modul penelitian. Lebih banyak modul yang saya baca polosan, layaknya format PDF yang dibaca dari atas ke bawah.
Ketika menemukan modul (Knowledge-hub) K-Hub PCVE Outlook #2, saya cukup terkesima dibuatnya. Tampilan modul ini atraktif, kreatif dan enak dibaca. Dengan desain ala-ala page builder, beberapa bagian ketika di klik bisa bergerak.
Dari awal membuka, modul ini punya ilustrasi dan warna tampilan yang kalem di mata. Sekilas ketika melihatnya, seolah saya sedang bermain game atau melihat presentasi menggunakan Prezi. Padahal, itu merupakan modul pembelajaran mengenai PCVE dan pendidikan damai. Berikut ini tampilan melalui smartphone, tidak berat dan macet ketika scroll.
Tampilan dari smartphone (sumber : edit melalui tangkap layar web K-Hub) |
BTW, bukan hanya saya saja yang merasa bahwa tampilan K-Hub ini keren. Adik saya yang masih sekolah SMA juga berpikir demikian. Modul ini sangat atraktif dan bisa dimanfaatkan oleh orang tua atau guru untuk membagikan ilmu dengan cara yang menarik. Tampilan dari layar dekstop juga enak untuk dilihat lho,
Tampilan melalui layar laptop atau dekstop (Sumber : edit pribadi melalui tangkap layar) |
Saya akui, semakin ke sini, anak-anak muda suka dengan tampilan-tampilan yang tak biasa. Mengajarkan tema berat seperti PCVE bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana. Maka dari itu, hadirnya modul dengan tampilan lucu bisa menjadi media pembelajaran yang menyenangkan
Melalui modul KHUB PCVE Outlook #2, guru di sekolah bisa memaparkan substansi upaya bina damai via proyektor. Atau, menjelaskan informasi mengenai PCVE hanya berbekal scroll dan klik bagian yang ingin disampaikan ke siswa. Begitu pun dengan para orang tua di rumah.
Hal Menarik dari Modul K-Hub PCVE Outlook #2
Sebagai seorang kakak, jujur, mengajak belajar adik untuk tema-tema berat seperti terorisme, ekstremisme (PCVE) dan aksi-aksi bina damai cukup menantang. Mau bagaimana pun, bahasan semacam itu harus dibicarakan dengan pikiran terbuka serta tidak menggurui.
Hal-hal menarik yang bisa saya temukan dalam K-Hub PCVE Outlook #2 adalah pembahasan PCVE secara ringan dengan istilah-istilah yang lebih membumi. Kadang, membaca modul harus mengurai lebih banyak istilah-istilah akademis. Tapi K-Hub PCVE Outlook #2 menyediakan glosarium di awal sehingga istilah asing dlalam bacaan langsung diketahui.
Hal menarik lainnya adalah bagian rekomendasi modul yang sudah dikategorikan sehingga tiap orang yang akan mengakses segera mampu memilih modul yang dibutuhkan untuk mengentaskan pengetahuan mereka tentang pencegahan ekstremisme dan intoleransi.
Kategorisasi modul yang bisa dipilih pembaca (Sumber : SS Web K-Hub) |
Sebagai seorang blogger, saya sangat suka membaca berbagai bacaan. Oleh karenanya, memilih semua kategori adalah hal yang saya lakukan ketika membuka web K-Hub PCVE Outlook #2. Bila mau semuanya secara langsung, bisa memilih semua persona.
Manfaat K-Hub PCVE Outlook #2 bagi Pembacanya
Perbuatan intoleransi dan ekstremisme muncul karena perbedaan pandangan terhadap sesuatu. Herannya, kadang itu dianggap hal biasa oleh pendidik di sekolah. Saya pernah mendengar cerita dari adik soal gurunya yang intoleran ketika SMP. Si guru bercerita tentang anjing yang tak boleh dipelihara oleh umat muslim
Sebenarnya, jika dia bisa menjelaskan dengan alasan-alasan yang logis, tentu bisa diterima oleh adik. Masalahnya, si guru ini mengatakan bahwa anjing adalah hewan yang laknat dan menyebabkan sebuah rumah dijauhi oleh malaikat.
Sebagai anak yang suka dengan hewan, adik pernah protes, ia tak setuju dengan pendapat si guru. Namun, adik saya malah dianggap menyalahi aturan karena tak sesuai dengan hukum yang berlaku. Padahal hukum soal anjing juga beragam.
Sejak saat itu, saya jadi tahu bahwa ada pendidik yang masih membutuhkan pemahaman mengenai cara pandang tertentu. Intoleransi tercipta dari kebencian-kebencian terhadap pemikiran yang dirasa tak sejalan.
Pendidikan yang minim tentang keberagaman budaya dan agama bisa membuat seseorang mudah berprasangka buruk terhadap kelompok lain. Dengan demikian, hadirnya modul K-Hub PCVE Outlook #2 berpeluang menginformasikan kepada lebih banyak pendidik agar lebih bertoleransi serta mencintai perdamaian.
Hal-hal yang perlu diperbaiki K-Hub PCVE Outlook #2,
Dalam substansi Modul Berdasarkan Kerangka RAN PE, ada dua pilar penting yang harus diketahui pembaca yakni kesiapsiagaan dan kontra radikalisasi.
Agar lebih menarik, perlu ditambahkan semacam komik atau ilustrasi sederhana mengenai substansi yang akan dibahas. Misal, cerita tentang toleransi dan empati melalui budaya gotong royong antara Doni, Tiko dan Sari tanpa memandang suku, ras dan agama.
Hal lain yang perlu diperbaiki, keragaman identitas fasilitator, seperti keragaman agama, lokasi dan jenis kelamin perlu menjadi perhatian. Ini bertujuan agar pembelajar dapat terekspos kepada keragaman. Mereka jadi bisa saling berbagi pendapat tentang PCVE secara langsung di wilayahnya masing-masing.
Melalui kategorisasi ini saja bisa dilihat bahwa modul lebih menitikkan pada satu agama saja. Padahal bila dilihat dari perspektif banyak agama. Pembaca bisa lebih memahami pelaksanaan pilar RAN PE dari pandangan agama yang berbeda. Apalagi tindakan intoleransi juga tak hanya bicara satu agama saja.
Modul yang dilihat dari perspektif 1 agama, perlu ada lebih banyak agama (sumber : tangkap layar web K-hub) |
Rekomendasi penting dari saya, semoga selanjutnya ada lebih banyak kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil (OMS) lintas agama, ilustrator, komikus dan penulis, berkaitan dengan pengembangan modul, sehingga jumlahnya tak hanya 16. Pembahasannya pun dari berbagai perspektif.
Perbaikannya selanjutnya, kalau bisa hiperlink yang ditautkan ke modul, langsung diarahkan ke bacaan penuh sehingga pembaca bisa mudah mengakses.
Modul masih belum full akses (sumber : tangkap layar web K-hub) |
Seperti contoh pada modul di atas, ketika mengeklik “hubungi institusi” saya tidak mendapatkan langsung modul yang dimaksud. Akibatnya, saya harus mencarinya terlebih dahulu. Padahal, seandainya modul bisa langsung diakses itu mempermudah saya.
Kesimpulan
Mudahnya akses terhadap informasi digital, memperbesar potensi masuknya paham-paham negatif yang bisa merusak pemikiran anak muda. Misalnya intoleransi dan ekstremisme yang mengarah pada terorisme. Padahal anak muda merupakan power bagi suatu bangsa.
Temuan BNPT tahun 2018 menunjukkan, 39% mahasiswa di 7 Perguruan Tinggi Negeri terpapar paham intoleransi. Belum membahas anak muda di tingkat SD, SMP dan SMA. Bahkan, 83, 3 persen anak muda menganggap bahwa ideologi pancasila sebagai dasar negara yang bisa diganti.
Jelas ini tak bisa dibiarkan, maka dari itu, K-Hub PCVE Outlook #2 hadir sebagai langkah awal untuk menjembatani masyarakat dalam mencari informasi perihal modul-modul berkualitas, demi mengembangkan pendidikan karakter anak.
Dengan tampilan yang atraktif, K-Hub PCVE Outlook #2 menjadi referensi penerapan RAN PE dan PCVE yang tak membosankan. Selanjutnya, semoga ada lebih banyak lagi modul rekomendasi dari Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) untuk masa depan literasi Indonesia.
- https://outlook.khub.id/id/ensiklopediamodulpve
- https://kemenag.go.id/nasional/kemenhan-nyata-ancaman-intoleransi-di-perguruan-tinggi-umum-wpf4ng
- https://www.un.org/counterterrorism/preventing-violent-extremism
- https://unsom.unmissions.org/prevention-and-countering-violent-extremism
- https://khub.id/outlook/melacakdampak
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/157948/perpres-no-7-tahun-2021
Tampilan modulnya menarik dan estetik sekali. Semoga dengan adanya modul ini pembinaan pencegahan tindakan ekstremisme bisa dicegah.
BalasHapusIya mbak, biar siapapun yang belajar jadi semangat ya bacanya
HapusTindakan ekstermisme ini memang harus dicegah, jangan sampai terjadi. Jadi dengan hadirnya modul khub-outlook-pcve-2 ini, bisa akan sengat membantu sekali. Apalagi modulnya sangat menarik. Apalagi zaman digital, jadi mudah diakses di mana saja dan kapan saja.
BalasHapusBetul sekali Pak Bambang. Modul ini bisa jadi langkah awal untuk mencegah tindakan ekstremisme
HapusTampilannya keren.
BalasHapusSoal ekstremisme, ini makin mengkhawatirkan, banyak orang yang mulai intoleran. Terutama untuk Pancasila, upacara bendera, dianggap tidak boleh diikuti, takutnya mereka jadi lupa sama identitasnya sebagai bangsa Indonesia..
Betul banget Mbak Yus. Memang harus ada source pembelajaran mengenai paham2 yang harus dijauhi
HapusEkstrimisme dan radikalisme emang bahayaa ya. Jangan sampai generasi muda terpengaruh. Alhamdulillah kalau ada program pencegahan seperti ini.
BalasHapusIya mbak, betul banget. Harus dicegah sejak dini
HapusSalah satu aspek yang paling saya sukai dari K-Hub PCVE Outlook 2 adalah variasi modul edukasinya. Platform ini menyediakan modul yang dirancang khusus untuk berbagai kelompok, seperti pelajar, komunitas, dan pemuka agama. Pendekatan yang terarah ini memastikan bahwa setiap orang dapat menerima pesan perdamaian dengan cara yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan mereka.
BalasHapusiya, betul banget bang. Jadinya mudah kalau mau milih modul
HapusSaat ini teknoloji digital menjadi salah satu alat yang bisa membantu kita semua. Terlebih anak-anak jaman sekarang yang ingin mengakses modul pelajaran bisa dengan menggunakan teknoloji digital ini
BalasHapusIya mbak, betul banget. jadi lebih mudah kan ya kalau maua belajar
HapusAdikku sekarang berada di masa putih-abu-abu. Ada kekhawatiran soal dia yang bisa saja mengenal paham ekstremisme ini. Makanya sebisa mungkin aku menjalin komunikasi yang bagus sama dia.
BalasHapusSeenggaknya, membuat dia nggak merasa canggung saat harus bercerita ke aku tentang masalah yang mungkin dia hadapi.
betul mbak. Salah satu cara supaya bisa memahami adik, ya menjalin komunikasi dengan mereka terlebih dahulu
HapusMEnarik ya tampilannya, secara anak jaman now nih suka sekali dengan digitalisasi maka informasi yang bagus seperti ini juga diberikan dengan cara yang mereka sukai, semoga cara ini efektif meredam kekerasan yang saat ini semakin marak terjadi
BalasHapusIya mbak. Cocok banget sama kesukaan anak-anak zaman now yang suka tampilan interaktif
HapusMateri tentang pencegahan ekstremisme dan intoleransi ini jadi mudah untuk dipelajari jaman now ya. Karena memang harus dari semenjak mereka dalam masa pendidikan bisa mendapat modal materi ini
BalasHapusMenarik juga nih ada fitur mencegah ekstremis. Perlu sih biar anak tetap berada dalam linhgkungan yang kondusif plus aman juga dari bullying.
BalasHapusSetuju kalau pembelajaran anak genzi ini kudu secantik K-Hub PCVE Outlook #2 modulnya.
BalasHapusDan materinya juga tidak menyinggung atau menyudutkan keberagaman budaya dan agama, sehingga bisa dengan mudah menimbulkan berprasangka buruk terhadap kelompok lain.
Materi modulnya bagus dan antarmukanya yang menarik bagi para GenZ, jadi anak akan mudah memahami dampak negatif dari tindakan intoleransi dan ekstremisme yang mengarah pada terorisme.
BalasHapusTampilannya atraktif banget ya, sehingga disukai oleh anak. Anak-anak sekarang memang lebih visual, jadi metode belajar pun ikut bergeser. Setuju banget, meski berbeda pandangan, seharusnya bisa menjelaskan dengan logis kenapa boleh dan tidak boleh. Jangan tiba-tiba bilang laknat aja, huhu. Anak juga jadi bingung deh.
BalasHapusKalau lihat modulnya di platform cukup menarik ya K-Hub PCVE Outlook 2. Terutama untuk diaplikasikan di era digital. Cuma kudu mempersiapkan juga ini cocok mulai anaknusia berapa biar mudah masuknya ke anak
BalasHapusKeren banget yg dilakukan K-HUB PCVE. Tp bukannya anak muda tuh semangat membacanya menurun bgt ya. Takutnya anak muda malah ga lihat konten spt ini. Next semoga ada proyek2 ttg video. Anak zaman now kan sukanya video. Biar intoleransi remaja mkn menurun seiring dgn pembuatan konten2 cinta damai.
BalasHapuswah aku baru tahu kalau di dunia pendidikan ada modul pencegahan kekerasan dan intoleransi begini. mungkin bisa kuusulkan juga deh, sama kepsek buat bahan materi pas siswa baru besok
BalasHapustetiba saya justru kepikiran kalau salah satu penyebab munculnya ektrimisme di kalangan pelajar karena hilangnya (tidak hilang sepenuhnya sih ya, masih ada tapi tidak selengkap kurikulum sebelumnya) mata pelajaran ppkn atau pmp di sekolah mungkin ya. tapi dengan kurikulum sekarang memang lebih banyak studi kasus, tapi tidak semua siswa bisa menerima intisari pengetahuan lewat cerita.
BalasHapusbisa jadi alternatif pembelajaran nih menggunakan K-Hub PCVE Outlook 2, terlebih tampilannya menarik, sehingga anak anak akan suka dan mau belajar bersama.
seram juga ya pas baca kalau 83, 3 persen anak muda menganggap ideologi pancasila sebagai dasar negara bisa diganti, sepertinya ini karena kurangnya dasar pendidikan dalam hal ini di sekolah dasar atau saat SMP dan SMA
BalasHapusNah, bisa jadi terobosan yang bagus ya. Karena dengan tampilan yang atraktif, K-Hub PCVE Outlook #2 menjadi referensi penerapan RAN PE dan PCVE yang tak membosankan
BalasHapusLucu banget modulnyaa! Kalo kaya gini belajarnya nggak bakal bosen. Apalagi yang suka ngantuk sama bosen kalo lama liat tulisan.
BalasHapusKhub ini modul pembelajaran to, tadinya saya kira sesuatu yang baru dari Korea. Btw ini modulnya bagus, hanya saja masih perlu perbaikan di beberapa bagian seperti yang penulis rekomendasikan. Semoga modul ini bermanfaat bagi generasi sekarang dan seterusnya.
BalasHapusManfaat K-Hub PCVE Outlook 2 besar banget di dunia pendidikan ya. Semoga bisa diterapkan di era ini ya, jadi bisa meminimalisir ekstrimisme di dunia pendidikan.
BalasHapusWah sekarang udah ada modul kek gini ya, ya Allah ketinggalan banget aku. kereeen pwol! mana lucu lagi yaaa tampilannya, jadi ngga bosen bacanya wkwkw
BalasHapus