Ilustrasi ketika makan bersama teman-teman (Pixabay/stocknap) |
Etika-Etika yang Harus Kita Pahami Ketika Ditraktir - Menraktir atau ditraktir merupakan kebiasaan yang telah melekat di masyakat. Biasanya, ketika kita bersyukur atas keberhasilan atau ingin berbagi, traktiran merupakan pilihan untuk berbagi bersama teman.
***
Suatu hari, seorang teman bercerita (sebut saja Imah), ketika ia tengah bahagia karena mendapat pekerjaan baru, ia mengundang beberapa teman dekat untuk makan bersama di cafe. Hari itu, ia sudah menyiapkan budget sekitar Rp 500.000 untuk 7 orang.
Saat semua orang sudah datang, ada satu teman Imah, sebut saja Dika, yang membawa serta istrinya. Mulanya, Imah tidak terlalu berpikir dalam karena merasa bahwa hal itu biasa bagi orang yang sudah menikah.
Tapi setelah istri si Dika ternyata memesan makanan yang cukup mahal, Imah merasa agak kesal juga. Sebab, itu di luar skenario budget yang disiapkan oleh Imah.
Sejak saat itu, ketika mentraktir teman-temannya, Imah akan langsung membelikan makanan sesuai dengan kemampuannya. Atau menanyakan terlebih dahulu alergi terhadap makan tertentu tidak, jika iya, Imah akan menggantinya dengan makanan yang punya harga sebanding.
Apakah Imah Pelit? Gak lah. Dia bukan pelit. Dia hanya merasa kecewa bahwa masih ada orang yang tidak paham etika ketika ditraktir oleh orang lain. Jujur sih, awalnya aku kaget juga ada temen ditraktir tapi membawa orang lain. Tapi nyatanya ada coy.
Kalau kamu ditraktir orang, ya yang datang kamu sendiri. Kecuali, sejak awal, pentraktir udah bilang, bawa keluarga or teman juga boleh. Tapi selagi yang diajak kamu, jangan pernah bawa orang lain, kecuali kamu yang menanggung makanan temenmu.
Ada lagi. Jadi waktu itu ada sebuah brand kecantikan gitu yang mengundang influencer. Nah, yang diundang ada 30 orang. Pas datang, dua influencer membawa anak.
Ketika acara dimulai dan pembicara tengah menjelaskan mengenai produk, anak-anak kecil yang dibawa dua mbak-mbak influencer tadi malah nangis. Acara jadi gak kondusif. Mbak-mbak tadi pun keluar untuk membuat diam si anak.
Semenjak kejadian itu, ketika jenama kecantikan itu mengadakan acara, pasti selalu tertulis catatan, dilarang membawa anak atau undangan hanya berlaku untuk satu orang. Pun dengan acara lainnya, aku pernah menemukan catatan seperti itu.
Wajar sih jika catatan itu diberikan. Sebab, acara bukan untuk orang tua dan anak. Kalau jenama yang ngundang susu formula, atau popok, its okay membawa anak karena biasanya memang ada syarat punya anak usia sekian.
So, apa nih etika yang perlu diperhatikan ketika kamu diundang atau ditraktir oleh orang lain,
- Jangan memilih restoran dengan harga melebihi standar jika kamu diberi kesempatan untuk memilih lokasi makan. Kejadian ini biasanya kalau yang traktir pacar atau dating pertama. Meski dia udah nyiapin dana untuk makan, tapi minimal paham bahwa tak semua orang punya uang banyak untuk mentraktir pacar saat ketemuan.
- Jangan memesan makanan melebihi harga yang dipesan pentraktir. Misal, kamu ditraktir temenmu. Temenmu pesan makanan harga Rp 20.000. Kamu jangan pesan makanan dengan harga Rp 30.000. Itu gak sopan.
- Jangan memakan makanan yang belum dipersilahkan untuk memakannya.
- Jangan membawa orang lain jika yang diundang adalah kamu saja.
- Jangan mencela makanan di hadapan pentraktir. Emang ada? Ada. Aku sendiri pernah menemukan itu. Yakni adiku sendiri yang mencela makanan yang kubeli. Imbasnya, aku kesal. Lantas aku memarahi dia supaya gak melakukan itu karena gak sopan. Seandainya adikku melakukan itu di hadapan orang lain, mungkin bisa jadi orang itu enggan lagi berteman dengan adik. Adanya pengalaman itu membuat aku berpikir bahwa kita tak boleh mencela makanan (entah makanan itu punya kekurangan apapun).
- Jangan mengambil makanan atau minuman yang letaknya jauh darimu. Makan yang ada di dekatmu.
- Jangan minta tambah atau bungkus makanan lagi pada si penraktir.
- Ucapkan selalu rasa terima kasih dan antusiasmu karena telah diberi kebaikan
- Bila kamu mampu, traktir balik teman-temanmu
Memang agak was-was juga, kalau dari awal sudah ditergetkan bejet segini, ternyata, ada teman membawa tamu tak diundang hehehe. Dan kalau saya, seringnya samakan saja menunya dengan yang mentraktir. Kecuali adik saya yang traktir, saya pilih makanan yang saya suka hahaha.
BalasHapusAku kalo mentraktir temen, sering liat² dulu kebiasaannya, kalo dia makannya banyak ya skip dulu untuk mentraktirnya, biasanya kalo orang yang makannya banyak pasti pengen nambah porsinya wkwk
BalasHapusyang jelas, kalau di traktir harus tahu diri. jangan sampai nyusahin. memang yang traktir udah bilang kalau boleh pesan apa saja. tapi kalau keterlaluan, ya yang mau ntraktir juga jadi males kan. jangan sampai karena masalah traktiran, hubungan jadi renggang
BalasHapusSuamiku sering ditraktir bosnya makan-makan tapi nggak pernah bungkusin buat aku haha. Ditawarin mau bungkus juga nggak mau. Katanya sungkan. Ya memang harus tahu etika juga sih kalo ditraktir jangan kayak aji mumpung.
BalasHapusSayangnya ga smua teman ngerti etika ini. Ada yg malah minta resto mahal dan makanan paling enak dan tentu paling mahal. Haha. Ya kalo ktmu kyk gt, niatkan aja utk sedekah sih. Apalagi pas ultah/kita baru dpt hadiah/bonus dr kantor.
BalasHapusEtika ini masih banyak banget yang orang gak tau dan ada yang perduli. Menganggap di traktir itu sebagai aji mumpung sehingga gak mau rugi.
BalasHapusSaya pribadi juga sependapat sih, setidaknya tahu diri lah kalau ditraktir, jangan aji mumpung karena ada yang traktir terus pesan seenaknya sendiri
BalasHapusKalo aku sendiri ditraktir temanku makan ya udah manut aja, nggak pernah request atau apa. Kecuali Dia bilang, kamu mau apa terserah. Baru dah berani bilang, itupun bilang dulu nggak berani asal dan lngsung gitu.. kalo ditraktir mah harus juga tahu diri.
BalasHapusSudah bersyukur ditraktir teman, berarti kita memang jangan ngelunjak, ya dengan meminta berlebihan di luar kewajaran, bahkan memang harus sangat dijaga etika dan sopan santun kita untuk menjaga agar pertemanan tetap langgeng. jangan sampai pertemanan jadi bubar jalan gegara masalah traktir yang kurang beretika
BalasHapusItu sebabnya aku jarang traktiran...wkwkwk. Paling kalau nraktir cuma ber-4 aja sih, yg betul-betul sahabat deket. Nah...di geng ber-4 ini, kalau ada yg ultah, justru yg ultah, ditraktir sama 3 orang yg lain. Gitu aja gantian...
BalasHapusPas traktiran paling kalau fee proyek cair & ada rizki lebih...
Etika-etika ini adalah peraturan tak tertulis yang sayangnya tidak bisa diterapkan oleh semua orang. Ada aja yang resek kalo ditraktir.
BalasHapusMemang ya, kalau siap traktir orang harus siap juga dengan maksimal budgetnya. Tapi kalau saya ditraktir, malah suka sungkan pilih makanan, takutnya kemahalan. Jadi biasanya minta menu yang sama dengan orang yang traktir, sih.
BalasHapusNah ini etika dalam pen-traktir-an kudu santun.
BalasHapusJangan karena ditraktir, eh mesennya malah gak kira-kira.
Harus tetep dalam keadaan sopan yang beradab ya
Iyaya, ada juga sih yang begini yaa..
BalasHapusKalau ga ada note apa-apa, lebih baik dateng sendiri. Karena ga nyaman juga budget 1 orang jadi untuk 2 orang. Yakalo yang dateng tau, pesennya yang murce murce aja.. kalo yang dipesen mahal, huhuhu... bikin pen nangiiss..
Tapi adab-adab ini memang ga semua orang paham yaa..
Apalagi kalo uda ada hubungan saudara. Kadang suka lupa diri.
Saya sering ditrakti teman-teman, dan setiap kali disuruh milih menu, saya ambil yang murah. Atau kalau gak, saya serahkan saja ke yang mau nraktik. Selain itu, kadang saya samain aja sama yang mereka pesan. Pernah sekali melebihi apa yang dipesan teman yang nraktir, duh makannya gak enak banget. Rasanya susah sekali itu makanan mau ditelan. Mau dikembalikan wes gak mungkin. Kapok deh sejak saat itu, beli makanan mahal saat ditraktir temen.
BalasHapusIngatlah bahwa etika adalah kunci untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Dengan bersikap sopan, ramah, dan penuh rasa terima kasih, kita akan dihargai dan dihormati oleh orang lain.
BalasHapusNote banget nih, Kak. Saya kalau mau ditraktir selalu nunggu yang nraktir pesan apa dulu. Setelah yang punya gawe pesan, baru giliran saya pesan. Kadang minta yang nraktir yang milihkan
BalasHapusBiasanya kalo ditraktir pilih menu yang harganya diatas yang paling murah sih, yang jelas ga over budget kasian yang nraktir rul hehe
BalasHapusAgar budget nraktir enggak membengkak, banyak yang memesankan makanan terlebih dulu. Karena ada saja orang yang kurang peka saat dapat traktiran.
BalasHapusWah, jadi ceritanya Imah punya pengalaman yang cukup bikin mikir ya! Penting banget ya memperhatikan etika saat ditraktir atau diundang, biar semua bisa enjoy tanpa ada yang merasa kurang nyaman. Mulai dari pilih restoran yang sesuai budget, jangan overorder, sampai tetap menghargai peraturan yang ditetapkan oleh penyelenggara acara. Pokoknya, kuncinya adalah saling menghormati dan menghargai usaha yang udah orang lain lakukan untuk kita.
BalasHapusBener banget nih, harus tau diri sih memang kalo udah ditraktir atau diundang gitu, ada adabnya bukan malah sesuka hati.
BalasHapusJangankan yang nraktir, sebagai orang yang ditraktir kadang aku gemas sama orang yang mesan seenaknya atau yang malah bawa anak-anaknya. Apalagi kalau yang nraktir nggak bilang boleh bawa keluarga.
BalasHapus