Kamis, 06 Juni 2024

50 Tahun Yamaha : Mengenang Belajar "Safety Riding" bersama YRA

 

“Benar bahwa belajar itu tak mengenal batas usia. Melalui latihan mandiri bersama Yamaha Mio kawanku serta latihan berkendara bersama Yamaha Riding Academy (YRA) kala itu, aku jadi lebih percaya diri mengendarai motor. Inilah satu cerita perjalanan 50 tahun Yamaha yang pernah aku rasakan"

***

Ketika mendengar jenama “Yamaha”, aku selalu ingat awal-awal aku belajar naik motor bersama sahabatku. Namanya Maria. Dia salah satu orang yang berkontribusi membantuku bisa mengendarai motor. Sebelumnya, aku belum pernah memegang motor sama sekali. 

Bagaimana tidak? Sejak SD hingga SMA, aku selalu jalan kaki, naik sepeda atau angkot. Orang tuaku juga gak punya motor waktu itu. Dengan demikian, mengendarai motor adalah skill yang luar biasa. 

Aku baru memegang motor saat masa-masa kuliah semester 3. Masih ingat, pertama kali naik motor, Maria meminjami aku Yamaha Mio miliknya selama seminggu karena dia hendak pulang ke Lampung. 

Awalnya aku ragu. Takut menabrak kalau salah gass. Tapi teman Maria memberitahu cara naik motor matiknya itu. Dia bilang kalau motor matik tidak sesulit mengendarai motor gigi, hanya mengandalkan tangan dan keseimbangan. 

Ternyata benar. Setelah 3 hari aku latihan di lapangan dekat kampus, aku mulai bisa mengendarai. Hanya saja, aku belum berani ke jalanan. Takut menabrak orang, nanti urusan bisa panjang bukan?

Pengalaman berlatih Kendaraan bersama Yamaha Mio, Seperti apa? 

Motor Yamaha Mio milik kawanku Maria adalah partner pertamaku dalam berlatih motor. Aku bersyukur punya teman yang mau mengajari dan meminjamkan motornya. She is so kind even until now! 

Selama aku menggunakan Yamaha Mio, aku tak pernah kesulitan sedikitpun. Sebab, si Mio memang ringan untuk kubawa. By the way, karena Maria sudah berbaik hati, selama memakai Mio miliknya, aku tak pernah lupa isi bensin dan membantu merawatnya. 

Yamaha Mio milik Maria berwarna merah dan punya body yang gak terlalu besar. Bobotnya cukup ringan sehingga tak membuatku kesulitan selama memakainya.

Jenis Mio yang Maria pinjamkan padaku, ini hanya ilustrasi karena dulu aku tak pernah memotretnya (sumber gambar : ig taufik.feby) 

Di Jogja, Yamaha Mio itu dipakai untuk beragam mobilitas mulai ke kampus hingga healing ke beberapa lokasi wisata. Bahkan, pernah kami bawa traveling bersama para bestie ke pantai Gunung Kidul. Meski Mio itu keluaran lama, tapi tetap nyaman untuk perjalanan jauh. 

Oh iya, ketika Maria pulang ke Lampung, dia pasti menyerahkan kunci motornya kepadaku. Tujuannya, supaya aku bisa memakainya. Memang baik bener tuh anak! 

Setahun lebih aku belajar naik motor secara mandiri, berbekal pinjam Yamaha Mio milik sahabatku. Akhirnya aku sudah cukup mampu mengendarai motor, meski belum bisa dibilang mahir. Apakah pernah jatuh? Pernah donk. Tapi gak kapok untuk belajar naik motor. 

Latihan Safety Riding di Yamaha Riding Academy (YRA)

Tahun 2015, aku tergabung pada komunitas menulis di Jogja. Melalui komunitas tersebut, aku jadi mendapat lebih banyak relasi, pengalaman baru serta kerap diundang ke beberapa event menarik. 

Salah satu pengalaman berharga bagiku, aku dan teman-teman komunitas diundang ke  acara bertemakan Safety Riding dari Yamaha Riding Academy (YRA). Lokasinya di Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta. 

Hari itu, tepatnya 23 November 2016, aku datang bersama temanku, Mbak Arinta. Kami sampai ke lokasi sekitar pukul 8 pagi. Kami diharuskan menunggu peserta lainnya, yang terdiri dari vlogger dan blogger dengan jumlah kurang lebih 25 orang.

  • Yang kuingat, acara tersebut terdiri dari, 
  • Registrasi peserta (8.30-9.00) 
  • Pembukaan oleh Instruktur Yamaha (9.00-10.00) 
  • Teori safety riding (10.00-11.00) 
  • Ishoma (11.00-12.00) 
  • Praktik safety riding (13.00-15.00) 
  • Pembagian sertifikat dan penutupan (15.00) 
Sosialisasi safety riding di dalam ruangan (dok.pri)
Sosialisasi Safety Riding oleh YRA Jogja menurutku sangat bermanfaat. Bagi pemula sepertiku, pengetahuan mengenai berkendara aman sangat dibutuhkan. Terutama untuk kaum perempuan. Tahu kan mengapa perempuan perlu memahami informasi soal berkendara?
Instruktur Yamaha memberikan arahan soal standar keselamatan, termasuk pakaian (dok.pri)
Beberapa kali perempuan dinilai paling sering melanggar ketika berada di jalanan. Misalnya belok sembarangan, belok tanpa menyalakan lampu sein, atau menyalakan lampu sein ke kanan tapi belok ke kiri. Pokoknya banyak sekali hal-hal absurd soal berkendara. 

Instruktur YRA sendiri memang sudah berpengalaman. Beliau membagikan beragam info menarik seputar cara berkendara aman dan nyaman yakni menggunakan baju, helm, celana tebal, sepatu/sandal tebal dan motor yang sesuai.
Pelatihan safety Riding bersama YRA untuk kelompok 1 dan 2 (dok.pri)
Misalnya, seperti aku yang belum mahir memakai motor, maka aku bisa memiliki motor dengan body kecil dan ringan layaknya Yamaha Mio. Fungsinya, supaya aku bisa lebih mengendalikan kendaraan saat berada di jalanan.

Oke, back to YRA. Sekitar pukul 2 siang, kami semua diajak untuk praktik safety riding bersama dengan dibagi kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 5 orang. Saat itu aku memilih menggunakan Yamaha Mio karena motor lainnya berukuran besar. 

Seperti praktik saat pembuatan SIM, aku dan lainnya diharuskan naik motor sambil memutari track yang telah dibuat. Selama naik motor, kaki kami tak boleh menapak ke jalan.
Salah satu teman blogger yang memilih menggunakan motor jenis NMAX (dok.pri)
Jujur, awalnya sangat sulit karena kakiku terus menapak aspal sehingga harus diulang dari awal, tapi pada akhirnya aku bisa berhasil melewati rintangan.

Beberapa teman vlogger—terutama cowok—memilih mengendarai motor dengan CC besar karena mereka telah mahir. Yang unik, ada salah satu cewek, beliau seorang blogger Jogja yang memilih menggunakan Yamaha Vixion. Tak mau kalah dengan cowok-cowok.

Sekitar pukul 3 sore, acara Sosialisasi Safety Riding oleh Yamaha pun berakhir. Aku dan lainnya kembali ke tempat masing-masing. Tapi sebelum itu, pihak penyelenggara memberi kami sertifikat sebagai kenangan sekaligus tanda bahwa kami pernah seru-seruan bareng YRA Jogja. 

Memilih motor yang tepat, bagaimana? 


Melalui sosialisasi dan praktik safety riding, aku jadi sadar bahwa memilih motor memang harus disesuaikan dengan banyak hal yakni budget, fungsionalitas dan kemampuan mengendarai. 

Budget atau Anggaran

Saat ini, motor merupakan salah satu kendaraan yang dibutuhkan masyarakat. Hal ini berkenaan dengan mobilitas yang kian cepat. Meski demikian, tak semua orang punya budget berlebih untuk membeli motor. Maka dari itu, pastikan kita membeli motor sesuai dengan budget yang kita miliki. 

Fungsionalitas

Membeli motor harus sesuai dengan fungsionalitas yang kita butuhkan. Semisal, kita butuh untuk mobilitas dalam kota, maka bisa memilih kendaraan dengan harga murah dan ukuran tak terlalu besar. Namun, bila mobilitas tinggi dan membutuhkan power lebih, beli motor yang kuat segala medan. 

Kemampuan berkendara

Kemampuan berkendara mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang yang sudah mahir dalam mengendarai motor. Namun, ternyata itu tidak sepele karena sangat penting. 

Di rumah, beberapa anggota keluarga belum bisa mengendarai motor. Alhasil, setiap ada acara di luar, mereka menggunakan angkot atau jasa transportasi online. 

Gapapa sih sebenarnya, tapi kalau suatu saat butuh sat-set sendirian, bakal kesulitan. Tapi aku yakin kok, latihan itu bisa kapan saja dan dimana saja. 

Nah, bila skill berkendara belum mahir, tapi kamu membutuhkan motor untuk latihan dan mobilitas, pastikan memilih motor ukuran sesuai tubuh serta berbobot ringan supaya tak kesusahan saat mengendarainya.

Aku pribadi, seandainya hendak membeli kendaraan, aku ingin punya motor dengan body kecil namun tetap nyaman dipakai seperti Yamaha Mio M3 125, Yamaha Grand Filano atau Gear 125.

Salah satu cara terbaik untuk memilih motor Yamaha yang sesuai, bisa langsung datang ke Dealer Resmi Yamaha di kota masing-masing. Biasanya, konsumen akan diarahkan dan diberi rekomendasi sesuai dengan jenis motor yang dibutuhkan. 

***

Yup, demikian cerita perjalananku belajar naik motor pertama bersama Yamaha Mio, dilanjutkan dengan belajar “Safety Riding di Yamaha Riding Academy” ketika masa-masa kuliah. 

By the way, bisa mengendarai motor itu anugerah, walau skill tersebut terlihat sepele. Faktanya, tidak semua orang memiliki kendaraan bermotor. 

Aku kenal beberapa orang yang sampai dewasa tak bisa naik motor, hanya mengandalkan kendaraan umum. Padahal, adakalanya kita butuh motor untuk mobilitas yang tidak bisa dijangkau kendaraan umum. 
Salah satu teman blogger belajar safety Riding bersama Yamaha NMAX (dok.pri)
So, ketika kamu diberi kesempatan untuk berlatih, darimana pun jalurnya, kamu harus mensyukurinya. Itu kesempatan berharga untuk upgrade diri.  

Kedepannya, aku berharap ada lebih banyak event-event seperti YRA ini di berbagai kota di Indonesia. Dengan demikian, ada lebih banyak orang teredukasi soal keselamatan berkendara. 

For all, Selamat Anniversary 50 tahun perjalanan Yamaha. Semoga di tahun emas tersebut, Yamaha semakin menginspirasi dan semakin di depan dalam menelurkan program-program menarik bagi pecintanya. Selain itu bisa membuat produk kendaraan berkualitas, ramah lingkungan serta nyaman bagi penggunanya. 

Salam hangat, sehat dan bahagia selalu dari Naramutiara 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam