Keseruan teman-teman EBS menanam Mangrove |
Pukul 7.00 pagi, kami sarapan di Pop Hotel Kemang. Disediakan menu Nasi Goreng, plus ayam dan risoles. Tersedia juga buah jeruk dan kopi. Kami diharuskan check out pukul 8 sehingga setelah sarapan, aku segera menyerahkan kunci ke resepsionis.
Sekitar pukul setengah 9, kami mulai diarahkan panitia untuk naik ke bus dan bergerak menuju Taman Mangrove PIK. Ternyata, jarak antara penginapan ke Taman Mangrove PIK cukup jauh, sekitar 1,5 jam lebih.
Aku menahan kantuk yang amat sangat. Mungkin efek tidur yang belum maksimal. Ditambah, perjalanan bus cukup lambat karena macet, menambah keinginan untuk terlelap.
Baca juga : EBS Day Out Hari Pertama
Yup, jujur saja selama perjalanan ke PIK, aku tak mengambil foto terlalu banyak akibat terlelap di bus. Bangun-bangun, panitia sudah meminta kami semua untuk turun dari bus. Oh iya, sebelum itu sebenarnya ada pengalaman bus kami tak bisa masuk PIK.
Ternyata, sopir kami salah jalan. Jalan yang kami lewati tak boleh untuk kendaraan besar. Ada tiang pembatas. Mau tak mau, kami harus putar balik dan lewat jalan besar. Tentu saja, itu membuat waktu perjalanan menjadi semakin panjang.
Kami tiba di gerbang Taman Mangrove PIK sekitar pukul 9.37 wib. Semua orang yang semula menikmati tidurnya kembali harus terjaga karena akan ada acara seru yang menunggu. Pukul 9.50, kami pun mulai keluar dari bus untuk mengambil gambar.
Menambil gambar itu wajib |
Aku dan beberapa teman EBS turun dari Bus |
Sekitar pukul 10.00 kami diarahkan untuk duduk di sebuah terpal. Telah menunggu, para duta mangrove, panitia EBS, Teman-teman DDA dan perwakilan dari Mangrove Jakarta bernama Kak Bayu. Selama kurang lebih 1 jam, kami diberi pengetahuan mengenai manfaat mangrove bagi lingkungan dan sebagai makanan.
Berikut ini merupakan kuliner-kuliner unik yang terbuat dari bahan dasar dari tanaman Mangrove berupa sirup, manisan dan keripik. Bagi kamu yang penasaran kayak apa rasa sirup mangrove, rasanya itu asem-asem manis gitu. Seger kalau diminum saat panas.
Dodol dari Mangrove, Siapa yang suka dengan dodol? |
Sirup dari Mangrove yang seger banget |
Aku memutuskan untuk ikut menanam mangrove yang letaknya cukup jauh dari titik kedatangan. kami harus berjalan kaki menuju ke lokasi. Waktu itu hujan deras lagi, sehingga kami menggunakan mantel plastik yang sudah disiapkan panitia.
Tahu gak, pas foto kami memakai jas hujan plastik itu aku posting di story IG. Salah satu mutual mengatakan kalau kami seperti kurcaci. Hmmm, benarkah demikian?
Sekitar 10 menit berjalan, akhirnya saya dan rekan-rekan EBS sampai di lokasi penanaman mangrove. Kak Bayu menjelaskan step-step yang harus kami lakukan ketika akan menanam.
Dimulai dari mengambil bibit, melepaskan plastik pembungkus akar, meletakkan bibit di bambu yang sudah disediakan, lalu ikat bibit mangrove tersebut setengah kencang. Ini dilakukan agar tali tak merusak bibitnya.
Dengan semangat membara, aku dan lainnya mulai menanam bibit mangrove yang disediakan sampai aku tak merasa bahwa aku membawa tas yang pada akhirnya tercebur ke air.
Gawatnya, di dalam tas tersebut ada 3 ponsel. Dua ponsel milikku dan 1 ponsel milik temanku. You know guys, gegara keteledoran itu, satu ponselku mati. Sedih banget rasanya. Aku jadi gak fokus kala itu.
Selesai menanam mangrove, aku bahkan masih shock karena ponselku mati dan belum bisa nyala. Padahal, aku berkomunikasi dengan semua orang melalui ponsel tersebut. Bersyukurnya, aku membawa dua ponsel.
Aku yang ikut berfoto meski hati sakit karena hape mati hehe |
Berfoto bersama adalah kewajiban |
Setelah puas berfoto, kami pun diantar ke hotel yang kemudian menuju rumah masing-masing. Sekitar pukul 15.00, aku dan Mbak Arinta diantar ke Stasiun Pasar Senen untuk pulang Ke Pekalongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam