Kopi hitam di atas kereta api |
Bila orang zaman now mudah membeli secangkir kopi di kereta, tidak dengan bertahun-tahun lalu. Membeli kopi di atas kereta, sekitar tahun 2000-an itu bernilai mewah. Tak semua bisa melakukannya. Ya mau gimana, kondisi ekonomi kala itu tidak sebaik saat ini.
Masih ingat rasanya ketika naik KRD (Kereta Rel Diesel) jurusan Pekalongan - Semarang. Dulu, KRD berisi sesak penumpang. Siapapun bisa masuk ke dalam kereta. Pedagang buah, pedagang koran, pedagang minuman, penumpang bertiket, penumpang tanpa tiket bahkan pencopet (maybe).
Bagiku, bisa pengalaman naik kereta itu cukup menyenangkan. Biayanya terjangkau, harga sekitar Rp 1500 - 2000 untuk karcis berbentuk kertas tebal yang nantinya bakal dilubangi.
Biasanya destinasi yang kami tuju adalah rumah nenek di daerah Gemuh, Kendal. Sebagai bocil lucu yang punya banyak keinginan, kadang tiap perjalanan selesai, aku ingin melakukan perjalanan ke kota lainnya. Namun sayang, keterbatasan biasa menjadi penghalang.
Suatu hari, kereta ekonomi yang aku dan keluargaku naiki tertunda sebentar. Kami harus menunggu kereta eksekutif transit di stasiun Pekalongan dan pergi.
Nah, kala itu, kereta eksekutif Argo Bromo berhenti. Di jendela, terlihat penumpang sedang menikmati pemandangan orang berlalu lalang. Aku melihat seorang bapak, dia memegang secangkir minuman. Aku tak tahu itu kopi atau teh.
Dia terlihat begitu menikmati kemewahan yang ditawarkan kereta Argo. Kemudian, aku bertanya pada bapakku untuk meminta minuman yang sama. Bapakku menggelengkan kepala. Bapak bilang bahwa tak ada minuman seperti itu di kereta ekonomi.
Aku pun berkata pada bapak kalau ingin naik kereta Argo supaya aku bisa minum kopi atau makan snack enak. Bapak bilang kapan-kapan. Tapi, sampai detik ini, kapan-kapan itu tak pernah terwujud.
Aku justru naik kereta eksekutif karena aktivitas menulis yang kulakukan, bukan perjalanan bersama keluarga termasuk bersama bapak. Sekarang, keluargaku justru belum naik kereta lagi semenjak tahun 2000-an, kecuali aku atau mbakku.
Hari itu, segelas kopi bisa kubeli dan kunikmati sembari melihat pemandangan luar jendela. Ya, aku telah naik kereta Argo Bromo dan duduk seperti seorang bapak tak dikenal beberapa tahun silam. Aku sudah merealisasikan keinginanku dengan caraku sendiri.
Kopi hitam di kereta eksekutif |
Satu hal yang membuatku sedih, adik-adikku belum pernah sama sekali merasakan naik kereta api, walau cuma naik kereta ekonomi. Aku harap suatu hari ada kesempatan itu. Kesempatan memiliki rezeki lebih dan mengajak adik-adikku main ke Semarang.
Minimal memberi mereka pengalaman seperti apa naik transportasi yang biasa mereka lihat berlalu lalang ketika berangkat sekolah. Bila mungkin kesampaian, naik kereta sembari membeli teh hangat dan meminum bersama di bagian ruang restorasi.
Sebenarnya, 1 tiket kereta kelas ekonomi ke Semarang juga ada yang murah, Rp 49.000. Hanya saja, kami harus menginap karena kereta dengan harga itu ada di sore hari. Untuk perjalanan 2-3 orang paling engga perlu budget Rp 700.000 lah.
Baiklah Temans, itu dia sekilas ceritaku tentang transportasi kereta dan kopi. Kalau kalian gimana? Apakah kalian memiliki cerita memorable tentang kereta. Atau, kalian belum pernah naik kereta sama sekali? Yuk share di kolom komentar.
Setelah ngerasain enaknya naik kereta, aku udh males naik pesawat kalo destinasinya cuma pulau Jawa mba 😄😄. Mending KA lah.
BalasHapusTrakhir kali naik Ama temen ke Jogja. Puaaas banget. Makanan minuman yg dijual juga enak, harga msh masuk akal. Apalagi kalo eksekutif tempat duduknya nyaman kan.
Makanya planningku, pengen ajakin anak2' naik KA kalo ntr ke daerah2 di pulau Jawa. Malah pengeen bgt bisa cobain yg luxury coach nya itu. Penasaran.
kereta api di Indonesia buatku memorable banget mbak, aku inget betul tiket kereta berupa kertas tebal dan dilubangi itu, astagahhh, terus sekarang berubah jadi kertas tipis yang panjang
BalasHapusmasih inget juga zaman naik kereta campur sama pedagang asongan, berasa kayak di dalam pasar hahaha.
karena aku tinggal di Jember, dan seringnya saat itu rute yang aku naiki adalah jember - surabaya. Terus kereta mewah di tahun 90an yg pernah aku naiki yang sekelas mutiara waktu dari surabaya ke jakarta PP, dan zaman segitu udah mahalll
terus pas udah gede dan kerja kayak sekarang, naik Argo udah paling istimewa, malah buatku bisa dibilang kereta favorit karena fakir waktu, jadi butuh yang waktu tempuhnya cepet
Jd ingat pas di tahun 2008 saat pertama kali naik kereta ekonomi Yogya - Bandung, kalau gak salah KA.Kahuripan. penuh sesak dan banyak pedagang asongannya.
BalasHapusTp skrg, nyaman banget dan keretanya bagus2.