Fomo membahayakan kesehatan mental dan keuangan (Foto by : Gino Crescoli) |
FOMO atau Fear Of Missing Out adalah rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Orang yang suka FOMO biasanya akan merasa resah bila tak mengikuti tren yang sedang berlangsung.
Memangnya seperti apa sih tanda-tanda orang yang terkena FOMO itu, mari kenali!
- Tak bisa lepas dari smartphone dan selalu update berbagai tren yang sedang terjadi
- Lebih hiduo jika berada di media sosial ketimbang kehidupan nyata sehingga keinginan untuk eksis lebih tinggi, haus akan pengakuan.
- Kepo urusan orang lain bahkan selalu ingin ikut campur
- Punya kecenderungan berbohong demi pujian di media sosial
- Bersikap boros dan suka membeli barang-barang yang tidak penting dengan dalih agar tidak ketinggalan zaman.
- Bersikap people pleasure (gak enakan), artinya selalu mengatakan “ya” bahkan disaat sedang tidak ingin karena takut menolak orang lain dan mendapat pandangan negatif.
Permasalahannya, apakah FOMO itu berbahaya? Jika dikatakan berbahaya ya engga juga karena FOMO juga gak bikin orang mati secara langsung. Tapi, bahaya FOMO sangat erat kaitannya dengan kesehatan keuangan dan mental. Kok bisa?
Beberapa waktu lalu, melalui media sosial twitter, beberapa akun bercerita mengenai temannya yang suka sekali menonton konser dengan harga yang sangat mahal. Teman pencerita ini selalu saja update saat berada di konser band. Oke, itu bukan masalah sebenarnya.
Hanya saja, ternyata temannya itu bukan orang yang berpunya. Selama ini ia menggunakan pinjaman online untuk pembiayaan konser dan lifestyle selama hidup merantau.
Alhasil, ia terjerat hutang yang cukup besar dan mulai meminjam ke teman-teman dekatnya, termasuk si pencerita. Tahu kan pinjaman online ngerinya kayak apa kalau udah nunggak?
Come on Guys, tak apa jika kita memang menyukai sesuatu dan ingin self reward dengan menonton konser yang kita mau. Namun pahami dulu kemampuan diri sendiri. Bisa gak secara finansial?
Jujur saja, aku termasuk orang yang cukup anti dengan pinjol. Pinjol zaman now punya cara pengajuan pinjaman yang mudah. Tapi di balik kemudahan itu, tersimpan potensi gagal bayar.
Okelah kalau pinjol karena terpaksa dan punya kemampuan finansial untuk mengembalikan. Lha kalau tidak? Bisa bahaya. Apalagi kalau bunganya membengkak, debt collector mendatangi rumahmu. Apa itu gak ngeri?
Nah, back to FOMO. Memang, seolah ia tak memiliki pengaruh apa-apa dalam hidup. Namun terpikir gak sih kalau mental kita juga menjadi bagian dari itu. Kalau gak ikut kayak temen langsung down, takut dicap kudet.
Aku pernah membaca salah satu cerita di Quora, tentang anak-anak muda yang doyan main pinjol karena perlu membeli ponsel merek tertentu. Menurutnya, ponsel tersebut harus dipunyai dicyrcle-nya. Kalau engga, bakal dianggap cupu.
Akhirnya, mau tak mau ia meminjam uang di pinjol untuk membeli ponsel yang ia inginkan itu. Hasilnya, ia terjerat hutang dan menjadi keteteran untuk membayarnya. Bahkan, sampai orang tua kena teror chat setiap waktu karena nomor ortunya dijadikan penjamin. Ngeri bener pengaruh FOMO ini.
Pesan-Pesan dari Nara Mutiara
Melihat pengaruh FOMO yang cukup besar bagi eksistensi dompet dan mental, memang ada kalanya kita perlu menjadi manusia yang punya prinsip. Jangan mudah terombang-ambing dengan kesenangan sesaat.
Manusia membutuhkan visi misi jelas dalam hidup. Mental dan kesehatan keuangan itu penting dicapai. Soalnya nih, kita gak pernah tahu bakal ada kebutuhan apa di masa depan. Lebih baik, keep uang daripada berani main pinjol.
Guys, pinjol itu memang cara termudah untuk mendapatkan uang, tapi itu juga cara terburuk untuk menjatuhkan mental dan memiskinkan orang. Well, kalau gak kepaksa bener atau kalau memang punya uang untuk mengganti, monggolah nge-pinjol.
Kalau gak punya, mending tahan-tahan. Better, kita makan seadanya daripada harus hidup memenuhi FOMO dan menggunakan pinjol sebagai jalan mendapatkan uang. Menghargai uang dan mentalmu sendiri itu penting!
Jujur, sebenarnya aku punya pengalaman buruk terhadap pinjol. Bukan aku, tapi salah satu anggota keluarga di rumah meminjam uang lewat pinjol dan akhirnya kesulitan membayar. Beneran, rasanya kesal dan sedih aja.
Hutang bukan hal yang baik untuk FOMO |
Aku hanya berharap, kedepan, selalu diberi rezeki oleh Tuhan sehingga tercukupi bahkan dilebihkan soal tabungan. Aku gak mau sedikitpun menyentuh uang dari meminjam online, sebesar apapun itu. Dampaknya mengerikan.
Aku pengen punya banyak tabungan bukan banyak hutang di pinjol. Maka dari itu, aku hanya menyarankan agar kamu semua gak terpengaruh FOMO. Tak Apa Tak FOMO, Asal Uang Tetap Aman, No Pinjol!
Setuju banget dengan pemikiran nya. Saya juga anti pinjam apalagi ke Pinjol. Takut banget pokoknya. Makan ga makan siang penting hasil sendiri, no pinjam². Apalagi buat lifestyle, wah buka. Diri saya itu
BalasHapusIya mbak. Sekarang semakin maraknya pinjol membuat banyak orang terlena karena bisa meminjam mudah. Padahal, pinjol justru menjerat kalau bener2 gak bisa mengembalikan
HapusPrioritas utama: Tak apa tak FOMO, yang penting uang tetap aman tanpa harus terjebak pada Pinjol! Keamanan finansial lebih berharga daripada kekhawatiran yang tak perlu.
BalasHapusIya kak, betul sekali.
HapusDuuuuh aku justru ga tertarik Ama segala sesuatu yg hype mba. Krn pasaran kan jadinya. 😄. Makanya paling anti bersikap FOMO juga. Di saat orang berlomba liburan ke Swiss, Paris, aku malah males, mending cari negara unik yg ga dikenal turis 😂.
BalasHapusApalagi kalo sampe hrs pinjolan utk memenuhi itu. Amit2.... Aku udh ketemu 3 orang yg hidupnya kacau hara2 pinjol. Sampe didatangin ke kantor. Dan mereka ini justru Orang2 yg punya posisi tinggi di kantor. Bayangin. Gajinya aku tau persis berapa digit, masih terlibat pinjol 😳. Itu kan berarti ga ada kemampuan money management sama sekali. Kemana aja itu gaji?? Maluuu kalo sampe itu debtcoll triak2 di gedung kantor. Jadi ga deh. Aku mending nabung pelan2 utk bisa traveling kemanapun. Kalo ga mampu ke negara A, ya aku cari destinasi yg aku mampu.
Semoga yaaa ada aturan yg ketat lagi utk pinjol2 ini. Supaya ga semudah itu kasih pinjaman.
Iya kak. Sebenarnya selagi berkemampuan sih monggo2 saja. Takutnya kalau yg gak mampu, main pinjol dan akhirnya terjerat utang huhuhu
HapusDulu pas awal-awal ada Socmed Instagram, aku sempet ikut-ikutan install dan malah suka ngulik aplikasi tersebut buat cari cuan tambahan saat itu aku kira aku terjangkit FOMO hehhehe.
BalasHapusNah, ternyata FOMO bahaya buat kesehatan mental dan dompet ya, ngeri sih kalau sampai demi FOMO malah jadi hobby minjem via pinjol, bunga nya itu duhhh mencekik, semoga terhindar dari hutang demi gaya hidup. Lebih baik hidup sesuai kemampuan saja, terpenting ada tabungan ya, semangat menyehatkan mental dan keuangan.
Iya mbak. Sebenarnya FOMO itu wajar2 aja kalau kitanya berkemampuan. Yang gak boleh itu, kitanya FOMO tapi gak berkemampuan dan memaksakan. Takutnya malah menuju ke arah pinjam online yang bikin utang membengkak sih kak
Hapusaku mending nabung kak, meskipun lama tapi yg penting aku puas.
BalasHapusMemang pengen apa-apa butuh usaha, dan aku usahakan buat mencapainya
mau traveling aja nabungnya setahun dan direncanakan jauh-jauh hari
Iya, efek media sosial berpengaruh banget ya pada perilaku masyarakat, jadi gampang tergiur dengan postingan orang-orang padahal belum tentu yang glamor di sana adalah situasi sebenarnya..banyak yang sampai ngutang demi terlihat wow
BalasHapusdijaman sekarang nampaknya sulit kalo gak FOMO ya, apalagi bagi generasi Z. bagi saya yang milenial, FOMO nya mungkin lebih ke ngiler sama pencapaian orang dan jadi semangat pengen kayak gitu juga, hahaha.
BalasHapusdijaman sekarang nampaknya sulit kalo gak FOMO ya, apalagi bagi generasi Z. bagi saya yang milenial, FOMO nya mungkin lebih ke ngiler sama pencapaian orang dan jadi semangat pengen kayak gitu juga, hahaha.
BalasHapusKadang aku menyadari kalau orang-orang yang FOMO dan berjuang sekuat tenaga untuk selalu bisa update dan terlihat wah (apalagi di medsos gitu, sementara di dunia nyata malah nggak) seolah kaum yang sedang butuh pengakuan. Huuufffttthhh.
BalasHapusBahaya banget memang kalau sampai ujung-ujungnya malah terseret pinjol. Mana iklannya aduhai banget menggampangkan segala bentuk 'pinjam uang aja dulu" padahal sebenarnya mereka tuh lagi menjebak, sengaja menarik perhatian kita biar masuk perangkap siksa dunia (teruma nyiksa dompet dan mental juga).
Alhamdulillah aku tidak di berikan rasa atau keinginan yang fomo fomo itu mbak, kalaupun iya beli dan melakukan yang lagi fomo karena pasti sesuai kebutuhan.
BalasHapusBeruntung enggak punya hal demikian
BalasHapusJadinya terserah orang mau bilang apa
Aku hayo aja
Selama kebutuhan anak anak tercukupi semua
Setuju banget, saya juga nggak begitu tergoda dengan pinjol. Hidup apa adanya sesuai kemampuan tanpa hutang lebih menyenangkan.
BalasHapusSemoga masyarakat yang masih menggunakan pinjol bisa segera melunasi cicilannya ya. Kasihan juga kalau lihat VT di TikTok banyak curhat tentang mereka yang terjerat pinjol
BalasHapusFOMO ini kadang disebabkan karena salah memilih teman juga sih kak. Mungkin karena tidak berani menolak ajakan teman yang rata-rata keuangannya lumayan bagus, jadilah ke pinjol. Pernah sih soal pinjol ini, tetanggaku sampai kabur dari kontrakan dan menyisakan banyak hutang di lingkungan
BalasHapusFOMO ini kadang disebabkan karena salah memilih teman juga sih kak. Mungkin karena tidak berani menolak ajakan teman yang rata-rata keuangannya lumayan bagus, jadilah ke pinjol. Pernah sih soal pinjol ini, tetanggaku sampai kabur dari kontrakan dan menyisakan banyak hutang di lingkungan
BalasHapus