Me and Bali |
Secuil cerita tentang Bali - Sekitar pertengahan bulan lalu, yakni sekitar 14-16 Juli 2023, aku diberi kesempatan oleh Allah untuk berkunjung ke Pulau Dewata. Kunjungan tersebut memang singkat, namun memiliki makna dan memori mendalam bagiku.
Untukku, pengalaman menjejak ke Bali seperti mengais kembali keinginan masa-masa SMA bertahun lalu. Tepatnya, ketika sekolah mengadakan study tour. Pantai Kuta, Legian hingga Patung Garuda Whisnu Kencana menjadi siswa dan guru selama berada di Pulau Bali.
Aku masih ingat, biaya untuk study tour sekitar Rp 800.000. Kala itu, uang Rp 800.000 bukanlah nominal yang kecil. Boro-boro punya uang Rp 800.000, bagi keluarga, uang Rp 100.000 sudah cukup besar.
Tak heran, keinginanku untuk ikut ke Bali kutangguhkan saja dalam benak. Lebih baik tak meminta uang orang tua untuk pergi ke Bali. Waktu itu, aku hanya berharap diberi kesempatan meski tidak terlaksana saat itu juga.
Qodarullah, seminggu sebelum tanggal 14 Juli lalu, seorang panitia lomba menulis menginformasikan via Whatsapp bahwa aku jadi salah satu nominator kompetisi menulis. Yang mengagetkan, lokasi awarding di salah satu Hotel di wilayah Legian, Bali.
Beneran, pertama kali baca informasi itu, rasanya dag dig dug der. Antara percaya dan gak percaya. Bali, masih menjadi tempat yang ingin kujejaki untuk kegiatan apapun yang bermanfaat dan baik.
Meski membutuhkan waktu bertahun lamanya sejak study tour SMA, namun aku begitu bahagia. Tuhan sangat baik dan penuh kasih mau memberikanku kesempatan untuk mengenal tempat baru, tempat yang masuk list keinginanku selama ini.
Jumat, 14 Juli 2023
Malam sekitar tanggal 13 Juli aku berangkat ke Stasiun Balapan Solo. Aku naik Kereta dari Stasiun Pekalongan sekitar pukul 19.00 dan sampai ke Solo pukul 00.10. Di sana aku memesan penginapan dengan harga Rp 150.000
Pukul 1 siang tanggal 14 Juli, aku menuju ke Balapan Solo lagi untuk naik Kereta BIAS menuju Bandara Adi Sumarmo. Pesawat ku datang pukul 16.20 sehingga harus menunggu agar bisa masuk Bandara dan melakukan check in.
Menunggu depan Bandara Adi Sumarmo, sebelum check in pesawat |
Bandara Adi Sumarmo hari itu cukup ramai. Beberapa TNI terlihat berseliweran di halaman pintu keberangkatan. Aku menduga, hari itu Solo kedatangan orang penting dari kalangan TNI. Meski begitu, badanku yang sudah pegal sejak pagi masih duduk menjejak di bangku luar bandara.
Berulangkali aku mengecek jam ditangan, menghitung waktu check in 90 menit sebelum keberangkatan maskapai yakni pukul 14.40 Wib. Well, setelah menunggu lama, sembari membiarkan mata dan otak liar mengusir bosan, akhirnya aku dipersilahkan masuk dan melakukan check in plus menitipkan koper ke bagasi.
Kemudian, aku terbang aman, menembus langit-langit sore berwarna jingga menuju Bali.
Pesawat yang aku tumpangi menuju Bali (Dok.Pri) |
Aku menjejak sempurna ke Bandara Ngurah Rai, Bali sekitar pukul 18.00. Di sana sudah ada panitia yang menunggu saya dan peserta lomba lainnya. Panitia kala itu membawa sebuah kertas bertuliskan "Lomba Menulis Bicara Makroprudensial Bank Indonesia 2023". Wokey, there you are.
Hotel aku menginap, The Stone Legian, Bali |
Setelah sampai ke Hotel The Stone Legian, badanku benar-benar lelah. Mata rasanya ingin memejam sedikit saking kantuknya. Sekitar pukul 22.00 aku mandi dan tidur. Persiapan untuk acara-acara pada tanggal 15 Juli 2023 mulai pukul 9 Wita hingga pukul 23.00 Wita.
Sabtu, 15 Juli 2023
Aku bangun sekitar pukul 5 pagi. Waktu itu yang ada di benak adalah mengambil dokumentasi sudut-sudut kamar hotel, termasuk pemandangan luar jendela yang biasanya mengagumkan. But I am wrong!!
Saat aku membuka korden, ternyata pemandangan luar jendela cukup membagongkan. Sebuah pohon besar dan jalan keluar mobil teronggok begitu sempurna di hadapan.
Tak ada pemandangan Pantai Kuta yang semula aku bayangkan. Perlu kalian tahu, depan Hotel Stone merupakan Pantai Kuta. Jadi, kalau keluar hotel dan berjalan sekitar 200 meter, kita bisa menemukan pantai dengan berbagai aksesorisnya.Tapi its okaylah.
Jam 7 pagi aku sarapan bersama Mbak Liswanti, salah satu rekan blogger dari Jawa Timur. Beliau juga menjadi nominator sepertiku. Hari itu sarapan kami agak tergesa-gesa. Kami ada kegiatan workshop dan harus kumpul di lantai 3 pada pukul 9 pagi.
Sarapan pagi di Hotel The Stone, Legian, Bali |
Pukul 8.30 pagi, kami menuju ke ballroom yang ada di lantai 3. Di sana sudah ramai para peserta yang akan mengikuti workshop baik kepenulisan maupun podcast. Beberapa pembicara handal terlihat sudah bersiap di meja bagian depan.
Setelah acara dimulai dan dibuka oleh Pimpinan DKMP, selanjutnya hadir pemateri yang mengisi perihal "Membumikan Makroprudensial menjadi Konten" oleh Bapak Elba Danuri. Ia merupakan jurnalis dari Republika dan juga podcaster.
Pembukaan acara Bicara Makroprudensial oleh Ketua DKMP Bali |
Menjadi seorang yang mampu mewartakan istilah-istilah ekonomi menjadi lebih mudah dipahami oleh orang awam ternyata membutuhkan usaha lebih.
Bapak Elba Danuri tengah menjelaskan mengenai konten menulis |
Istilah makroprudensial memang belum familiar di kalangan masyarakat. Tak banyak orang tahu mengenainya. Padahal, kebijakan ini sangat penting dalam melancarkan aktivitas ekonomi Indonesia.
Saat aku kuliah dulu, aku mengenal kebijakan moneter dan fiskal. Keduanya dimanfaatkan untuk menyeimbangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Makroprudensial juga sebenarnya bukanlah kebijakan yang telah lama beroperasi. Ia muncul setelah krisis moneter mendera pada tahun 2008.
Sebagai anak ekonomi, aku mengakui bahwa istilah-iatilah ekonomi lebih banyak diambil dari bahasa asing. Gak heran, bagi orang awam, istilah tersebut tak mampu dicerna dengan cepat.
Nah, kompetisi dan workshop kali itu membahas mengenai cara membumikan istilah-istilah sulit dalam ekonomi menjadi lebih mudah diterima masyarakat awam.
Setelah narasumber pertama selesai menyampaikan materi, sekitar pukul 1 siang, kami diarahkan untuk mengikuti pelatihan, ada dua jenis yang disediakan panitia, pelatihan menulis atau podcast.
Well, karena aku ingin memperdalam materi mengenai tulisan, sehingga aku memilih workshop menulis. Narasumber untuk workshop menulis adalah Bang Dany Rahmat. Beliau blogger, juri kompetisi menulis artikel sekaligus konten kreator bidang keuangan.
Baik workshop kepenulisan maupun podcast terselenggara dengan baik. Semua peserta merasa puas dengan materi yang diberikan oleh narasumber.
Acara bincang-bincang dan workshop selesai sekitar pukul 14.00 siang. Selanjutnya, kami diperbolehkan untuk istirahat dan berkumpul kembali pukul 18.00 untuk acara Awarding Night.
Selama jeda menuju malam Awarding Night, aku bersama Mba Liswanti dan Mba Ria Fasha keluar sebentar untuk jalan-jalan. Kami hendak menyusuri Pantai Kuta yang berada di depan Hotel.
Letak pantai Kuta sendiri sekitar 100 meter dari pintu hotel. Jadi kami harus berjalan kaki kira-kira 2 menit untuk sampai ke sana. Jujur, ketika pertama menjejak ke pantai Kuta, sebenarnya tak ada yang spesial karena suasana pantai hampir sama seperti yang ada di Pekalongan.
Bedanya, di Pantai Kuta terdapat banyak turis mancanegara dan payung-payung besar untuk berteduh. Banyak juga pengunjung yang melakukan olahraga selancar karena ombaknya lumayan besar.
Suasana Pantai Kuta yang bersebelahan dengan Pantai Legian, Bali |
Puas-puas kami berkeliling Pantai Kuta dan Legian, lalu mendokumentasikan beragam foto. Kami memutuskan kembali ke Hotel sekitar pukul 5 Sore. Tujuannya untuk mandi dan mempersiapkan diri ke malam Awarding. Oh iya, waktu itu aku berada di lantai 1, jadi gak perlu naik lift segala.
Malam Awarding Lomba Menulis Makroprudensial
Malam itu merupakan waktu yang kami semua tunggu. Selain karena makanan yang lezat, hiburan yang menyenangkan karena ada Adera, kami juga bakal diinformasikan mengenai juara lomba dari Bank Indonesia.
Masih di Ballroom lantai 3 Hotel Legian lokasinya, aku dan lainnya mulai bersiap ke venue acara. Disana, sudah disiapkan tempat untuk berfoto bahkan kameramen dengan berbagai aksesori untuk foto sudah rapi berada di meja.
Sebagai kenang-kenangan, aku juga gak mau kalah untuk berfoto. Kali ini bukan menggunakan kamera ponselku, tapi kamera yang sudah disediakan sepanjang acara.
Berfoto dulu sebelum acara dimulai |
Dress Code kami malam itu bernuansa gold dan hitam. Bahkan, suasana ruangan pun dibuat bernuansa emas sehingga berkesan mewah serta elegan. Deretan kursi-kursi juga telah ditata, menyambut para tamu yang hadir malam itu.
Some food that accompanied me in venue |
Beberapa hidangan seperti kue-kue-an juga terihat menggiurkan di atas meja. Aku saja sampai bingung mau ambil kudapan yang mana karena semua makanan terlihat enak. Supaya tidak terlalu kenyang, aku mengambil beberapa kue manis dan minuman kopi.
Suasana ballroom sebelum acara dimulai |
Acara awarding dimulai sekitar pukul 19.00 Wita, kami bersiap dengan berbagai hiburan yang ada. Tari-tarian tradisional, sambutan dari pihak Bank Indonesia, sharing-sharing dengan para juri hingga pengumuman pemenang. dan finally, diumumkanlah para juara.
Juara Harapan Lomba Makroprudensial Bank Indonesia |
Alhamdulillah, meskipun bukan masuk sebagai juara utama, namun aku cukup bahagia karena diberi kesempatan untuk ikut acara di Bali, sebuah pulau yang belum pernah aku kunjungi sama sekali.
Setelah pengumuman pemenang diberikan, acara pungkasan yakni kehadiran Adera yang akan menyanyikan beberapa lagu ciptaannya, salah satunya berjudul "Lebih Indah" yang cukup melegenda di telingaku.
Adera tengah menyanyikan lagu di atas panggung |
Well, dengan berpamitannya Adera dari panggung setelah menyanyikan sekitar 6 lagu, maka berakhir sudah acara Awarding Ceremony malam itu. Para hadirin yang hadir mencoba berfoto satu sama lain hingga akhirnya memutuskan untuk beristirahat.
Mba Liswanti, aku dan Mba Ria Fasha, rekan blogger yang akhirnya bisa bertatap muka seara langsung |
Berfoto bersama rekan-rekan peserta yang lain |
Yup, demikianlah sekilas ceritaku tentang Bali dan beberapa kenangan yang dihadirkan. Semoga selanjutnya bisa menjejak kembali di acara yang sama di kompetisi Makroprudensial tahun 2024, meski dalam kemasan berbeda. Salam hangat semua.
Bali memang selalu bikin kangen ❤️. Tapi aku yakin buat mba lebih berkesan lagi karena diundang kesana, dan tetep dapat juara harapan. Pastinya memorable banget.
BalasHapusZaman msh kerja, tiap kali outing kantor pasti milihnya Bali. Terkadang pake voting sih, cuma ttp aja yg menang Bali. Krn banyak staff yg LBH suka kesana secara ngincer Night life nya ðŸ¤ðŸ˜„. Belum lagi Club nya buanyak dan mahal. Cuma bagi temen2 sales ku, mereka butuh hiburan , setelah ditekan terus untuk target penjualan hahahah.
Aku sendiri suka Bali tp hanya daerah atas yg sejuk. Kalo pantainya memang ga suka. Ga kuat panasnya mba 😄.
Iya mbak berkesan banget. Soalnya itu pengalaman terbang ke sana. Kalau mbak Fanny berarti udah sering ke Bali ya? Aku malah pengen ke Bali ke Desa Panglipur mbak. Kmrn cuma di area Pantai Kuta aja
Hapus