Toyen dan Luna, kucing rumah yang gemas (Dok.Pri) |
Memiliki hewan peliharaan memang menyenangkan. Apalagi bila mereka punya perilaku lucu yang mampu menghibur pemiliknya. Meski begitu, sudah siapkah kita menyiapkan mental bila suatu hari kehilangan mereka, entah karena pergi atau mati?
***
Namanya Toyen. Ia merupakan kucing kampung yang sudah sejak kecil tinggal di rumah. Dulu dia 3 bersaudara. Namun karena takdir, dua saudaranya bernama Vanila dan Tungis harus pergi karena sakit.
Sebenarnya Toyan juga pernah sakit saat berusia sekitar 3 bulan. Ia dibawa oleh orang tuaku ke VET milik pemerintah untuk diobati. Alhamdulillah, setelah di suntik dan diberi obat, Toyen ini bisa pulih kembali.
Toyen termasuk kucing yang aku sukai. Dia manja, suara mengeongnya menggemaskan, selain itu aktif datang ketika dipanggil. Dia juga punya perut yang cukup gemoy sehingga enak untuk diuyel-uyel.
Setiap hari Toyen akan tidur di depan rumah, ia lebih memilih terlelap di bawah tanaman milik ibuku, mungkin karena adem dan nyaman sehingga memilih berada di sana.
Jika dia melihat aku memanggilnya karena membawa makanan, tanpa babibu, dia akan langsung berlari ke arahku. Mengeong manja dan meminta makanan. Aku suka itu.
Hari ini, 3 Juni 2023 merupakan hari dimana Toyen tidak kembali setelah menghilang dua mingguan. Biasanya dia ketika dipanggil bakal langsung datang, tapi waktu itu tidak.
Toyen yang suka sekali bermain saat dipegang bagian perutnya (Dok.Pri) |
Aku dan lainnya sudah mencari kesana kemari. Ke atap, ke rumah tetangga, ke tempat ia biasa bermain dan lain sebagainya tapi tetap saja tidak ditemukan. Jujur, sedih rasanya. Apalagi dia termasuk hewan terakhir dari peranakan kucing kembang telon yang juga pernah hilang.
Terkadang, aku takut jika kucing-kucing ku hilang karena diambil oleh orang tak bertanggungjawab. Pernah dengar isu ada orang yang mengambil kucing untuk diberi makan ke ular. Beneran, kasihan kalau membayangkan mereka jadi santapan ular. Huhuhu
Mempersiapkan Mental ketika hewan Peliharaan mati atau pergi, gimana?
Secara alami, hewan memiliki daur hidup yang lebih singkat daripada manusia. Misalnya kucing ditengarai bisa bertahan sampai 7-8 tahun. Lalu anjing yang lebih lama bisa sampai belasan tahun.
Meski demikian, tak jarang mereka akan pergi atau mati dalam waktu singkat entah karena sakit atau faktor lainnya seperti ketabrak, keracunan atau dipukul orang seperti beberapa kasus yang sering aku lihat di media sosial.
Satu hal pasti, kita hanya perlu menyadari bahwa mereka merupakan titipan. Mereka bisa pergi atau kembali ke Tuhan kapan saja.
Cara terbaik adalah memberi mereka perawatan yang baik dan kasih sayang layaknya ke sesama makhluk Tuhan.
Toyen dan Tungis, dua bersaudara. Namun, Tungis harus pergi duluan karena tertabrak motor |
Setidaknya, rasa kasih yang kita beri ke mereka tidak akan pernah membuat kita menyesal pernah bersama dan menyayangi mereka.
Saat ini, setiap bertemu dengan kucing baik, aku selalu menanamkan kesadaran untuk melepaskan dan mengikhlaskan bila terjadi hal yang tak diinginkan.
Biarkan mereka hidup, pergi dan mati sesuai fitrahnya. Dengan begitu, aku bisa merasa cukup lega bila ditinggalkan oleh mereka. Mungkin para pemilik hewan peliharaan atau anabul punya cerita yang sama?
Ada pertemuan ada perpisahan, itulah lika-liku kehidupan. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan lapang dada....
BalasHapusIyap, betul sekali kak. Apalagi yang namanya usia hewan peliharaan cenderung lbh singkat dari manusia. Kudu lebih legowo.
Hapus