Cerita tentang kucing Oren bernama Toyen. Hayooo siapa yang pelihara anabul? Apa sih alasan kamu memelihara mereka? Tentunya, tiap orang punya alasan tersendiri donk ya.
Nah, dalam ulasan kali ini, aku mau memperkenalkan kucing orenku bernama Toyen. Dia merupakan satu dari sekian banyak kucing yang ada di rumah. Biasanya, yang paling sering aku gendong, kalau gak si Cubit ya si Toyen ini.
Kalau si Cubit, sudah beberapa bulan ini sering main ke luar ketimbang stay di rumah. Mungkin karena banyak cewek cakep kali ya kalau di luar sana hehe
Oke back to Toyen. Toyen adalah kucing yang pertama kali ditemukan oleh adikku. Sebenarnya, dia ini 3 bersaudara. Yang satu berwarna hitam---yang biasa kupanggil Tungis---dan yang satunya lagi berwarna putih oren bernama Vanilla.
Saat usia bayi, mereka termasuk penakut. Jadi kalau ada manusia yang datang untuk mengelus, ketiganya bakal langsung lari untuk bersembunyi.
Sekitar beberapa waktu, aku dan lainnya mencoba mendekati perlahan. Mulai memberi mereka makan, mengelus-elus hingga menggendong ketiganya. Lama-lama mereka tak takut lagi. Bahkan sering ke rumah untuk main.
Nah, karakter si Oren ini menurutku paling mencolok. Selain cerewet bukan main, dia juga lincah minta ampun. Pecicilan kesana-kemari sampai kadang membuat jatuh barang-barang.
Baca juga : Sepenggal Cerita Tentang Kucing-kucing
Si Oren ini juga paling gemuk diantara saudara-saudaranya. Wajahnya paling menggemaskan karena matanya besar.
Suatu hari, beberapa kucing di rumah sakit diare, termasuk si oren dan Vanilla. Si Toyen alhamdulillah bisa bertahan setelah diobati, namun Vanilla ternyata tidak.
Satu hari setelah diberi obat, Vanila tiba-tiba keluar rumah dan menghilang. Bahkan sampai sekarang kami tidak bisa menemukannya. Kami menerka bahwa Vanilla gak bisa bertahan karena badannya yang cenderung lemas.
Mulanya, Toyen gak mau makan sama sekali. Dia hanya berada di luar rumah dengan badan kurusnya. Dia gak mau masuk rumah sama sekali. Mungkin karena diarenya itu yang membuat dia membutuhkan space untuk BAB.
Waktu itu, kami udah pasrah sih seandainya Toyen juga bernasib sama seperti Vanilla. Tapi alhamdulillah, setelah paginya, Toyen berangsur sembuh. Dia mulai mencari makanan ke dalam rumah.
Kami pun berinisiatif membelikan ia makanan kucing basah dan ternyata sangat lahap. Sejak saat itu, ia sembuh dan mulai pecicilan seperti biasa. Sekarang, bocah bulu itu udah berusia setahun lebih. Badannya semakin gemuk dan sehat.
Semakin gemas aja kalau ngelihat dia gegoleran di paving depan rumah. Dan yang paling aku suka ketika dia kupanggil "Toyen" pasti bakalan langsung lari sambil mengeluarkan suara meong...meong gemasnya.
Yap, itu dia sedikit cerita ringanku tentang si Toyen. Aku cuma berharap, selalu punya rezeki lebih supaya bisa membelikan Toyen dan lainnya makanan sehat dan bergizi. Sebagai pemilik anabul, mencukupi kebutuhan makan mereka adalah wajib bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam