“Mata yang sehat adalah aset. Dari mata sehat, kita bisa melihat indahnya dunia. Dari mata sehat kita bisa bekerja dan menikmati hidup. Tak heran, memprioritaskan kesehatan mata itu wajib”
Tanggal 23 November 2022 lalu, Pekalongan hujan lebat. Sekitar pukul 1 dini hari, aliran listrik padam yang membuat rumah dan lingkungan sekitar gelap bukan main.
Aku dan keluarga yang pada saat itu sedang tertidur, bangun seketika setelah mendapati ruangan gelap gulita. Beneran, mati listrik dalam kondisi tertidur itu pengap bukan main.
Rasanya pekat dan menakutkan. Sepanjang pandangan, mata hanya melihat hitam legam, tanpa cahaya sedikit pun. Beruntung, ada senter di ponsel yang bisa memendarkan cahaya hingga listrik menyala kembali.
Setiap merasakan kegelapan kala listrik padam, aku jadi merasa sedih. Aku membayangkan nasib orang-orang yang mengalami kebutaan akibat gangguan mata akut. Pasti rasanya cukup menakutkan.
Terlebih, kegelapan yang mereka rasakan bukan sementara layaknya mati listrik, tetapi permanen atau selamanya. Bila kebutaan mata tak segera diatasi, akan menjadi mimpi buruk berkepanjangan.
Tak heran, setiap kali aku membuka mata ketika pagi hari, aku bersyukur masih dianugerahi Tuhan nikmat melihat. Memiliki mata yang masih berfungsi baik merupakan anugerah yang tak terkira. Itu bisa jadi salah satu modal untuk menggapai masa depan. Mengapa begitu?
Di dunia ini, ada beberapa pekerjaan yang membutuhkan kemampuan penglihatan tajam. Dengan demikian, memiliki mata sehat menjadi salah satu syaratnya.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut yakni tentara, polisi, pilot, atlet, operator industri, staf penerbangan dan profesi lainnya yang membutuhkan kejelian mata.
Mengapa pekerjaan-pekerjaan itu harus memiliki mata sehat? Mata sehat diperlukan oleh profesi-profesi tersebut untuk meminimalisir tingkat kesalahan. Sebab, bisa saja kesalahan tersebut menyebabkan kefatalan.
Pekerjaan sebagai pilot misalnya. Pilot membutuhkan mata sehat agar memiliki jarak pandang yang baik ketika menerbangkan pesawat.
Bukan hanya itu saja, pilot juga tidak boleh buta warna karena harus mengidentifikasi kode dan tanda yang memiliki warna berbeda-beda.
Ilustrasi pekerjaan sebagai Pilot (Gambar Pixabay/Zorgist) |
Jika syarat kondisi mata tersebut tak diindahkan, maka risiko yang bisa terjadi yakni kecelakaan pesawat terbang. Beneran, itu cukup mengerikan karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi orang lain.
"Lalu apakah pilot boleh menggunakan kacamata?"
Jawabannya adalah boleh. Hanya saja kacamata yang dimaksud untuk memperjelas jarak pandang (lensa koreksi) bukan kacamata karena gangguan mata.
Sesuai dengan Civil Aviation Safety Regulations (CASR) part 67 tentang Medical Standards and Certification,
- Jarak ketajaman visual 20/20 kaki atau 6/6 meter atau lebih pada setiap mata masing - masing secara terpisah dengan atau tanpa lensa koreksi.
- Kalau diperlukan lensa koreksi (kacamata atau lensa kontak) untuk pandangan 20/20, orang tersebut memenuhi syarat hanya dalam kondisi menggunakan lensa koreksi pada waktu bertindak menggunakan hak istimewa dari sertifikat penerbangan yang dimilikinya.
- Penglihatan jarak dekat minimal 20/40 atau lebih baik, jaeger 2 pada jarak 16 inci pada masing - masing mata, dengan atau tanpa lensa koreksi.
- Jika peserta berusia 50 tahun atau lebih, penglihatan jarak dekat 20/40 atau lebih baik, snellen equivalent, pada jarak 16 inci dan 32 inci (81,3 cm) pada masing - masing mata, dengan atau tanpa lensa koreksi.
Melihat beberapa pekerjaan tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa kesehatan mata sangat mempengaruh terhadap produktivitas dalam bekerja. Tak bisa dipungkiri, mata yang sehat mendukung ketepatan dan kecepatan dalam bekerja. Apalagi bila berhubungan dengan kehidupan orang lain.
Kenali beberapa gangguan mata yang bisa mengancammu
Pada tahun 2017 terdapat 8 juta orang dengan gangguan penglihatan. Sebanyak 1,6 juta orang buta ditambah dengan 6,4 juta orang dengan gangguan penglihatan sedang dan berat. Nah, dari 8 juta orang itu, 81,2% gangguan penglihatan disebabkan oleh Katarak.
Ada beberapa gangguan mata yang bisa dialami siapa saja. Entah karena faktor genetika, gaya hidup, usia hingga kecelakaan. Bagi yang belum tahu mengenai gangguan mata, berikut ini informasinya,
Miopia (Rabun Jauh)
Gangguan mata bernama miopi memang sangat familiar kita temukan. Baik mereka yang masih muda atau tua bisa terkena miopia atau rabun jauh.
Miopi merupakan gangguan refraksi yang akibat pemanjangan atau kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang mengenai mata tidak difokuskan dengan baik sehingga objek jauh nampak kabur.
Di era digital seperti saat ini, gaya hidup tak sehat hingga kebiasaan berlama-lama di depan layar gadget rentan menaikkan risiko terkena rabun jauh.
Mungkin kamu pernah mengenal istilah Blue light? Blue light merupakan sinar yang dipancarkan oleh perangkat elektronik seperti televisi, laptop, tablet, ponsel dan gadget lainnya.
Saat menatap layar gadget berlama-lama, sinar biru yang terpancar akan berdampak negatif pada kesehatan mata. Berdasar laporan App Annie 2021, Rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu 5,5 jam sehari untuk bermain ponsel.
Lamanya waktu tersebut, menjadikan Indonesia menduduki peringkat 1 sebagai negara pengguna ponsel yang kemudian disusul oleh Brasil.
Menatap layar ponsel berlama-lama memunculkan dampak negatif bagi mata karena radiasi blue light. Blue light yang dipancarkan oleh layar gadget bisa menyebabkan,
- Mata lelah
- Kerusakan retina
- Gangguan mata miopia
Jika sudah terkena miopia, maka penderitanya membutuhkan bantuan kacamata agar bisa melihat dengan jelas obyek yang jauh.
Hipermetropi (rabun dekat)
Hipermetropi merupakan gangguan refraksi yang membuat penderitanya kesulitan melihat obyek yang letaknya dekat sedangkan benda yang letaknya jauh justru terlihat jelas.
Gangguan mata ini terjadi karena bentuk kornea atau lensa mata yang tidak normal sehingga bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Beberapa penyebab yang bisa membuat seseorang terkena hipermetropi karena genetika, berusia di atas 40-an, dan menderita diabetes.
Presbiopi (Mata tua)
Presbiopi merupakan gangguan pada mata yang disebabkan oleh usia yang semakin tua. Semakin bertambahnya usia, secara bertahap, mata akan kehilangan kemampuan untuk melihat jarak dekat.
Ada beberapa penyebab seseorang bisa menderita presbiopi yakni karena sudah berusia lanjut, mengonsumsi obat (antihistamin, antidepresan dan diuretik), dan menderita diabetes.
Salah satu guruku di SMA merupakan penderita presbiopia. Tiap kali memasukkan nilai misalnya, beliau akan kesulitan tanpa kacamata. Tak heran, beliau sering meminta tolong kami, para siswa, untuk membantu mengoreksi nilai yang dimasukkan.
Saat menggunakan komputer juga, beliau cukup kesulitan untuk melihat huruf maupun angka yang tertera di layar bila tak memakai kacamata. Tak heran, kacamata+ yang beliau miliki selalu jadi partner setia dimana pun dan kapan pun.
Astigmatisme (Silinder)
Astigmatisme merupakan kelainan pada kelengkungan kornea atau lensa mata yang membuat penglihatan penderitanya menjadi buram baik jarak dekat maupun jauh.
Astigmatisme membuat penderitanya tak bisa melihat dengan jelas karena bentuk kornea atau lensa tidak beraturan. Penyebab utama gangguan mata ini adalah perubahan kelengkungan bentuk kornea, trauma, luka pada kornea dan tumor.
Adapun gejala yang bisa diketahui bahwa seseorang menderita Astigmatisme yakni tak bisa melihat garis lurus, pandangan buram, sulit melihat pada malam hari, mata mudah lelah dan sakit kepala.
Katarak
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Gejalanya bisa dilihat secara jelas. Pada penderita gangguan mata ini, lensa mata terlihat berwarna putih atau keruh. Biasanya terjadi pada orang di atas 40 tahun.
Meskipun hampir sama soal penderitanya, katarak dan presbiopi memiliki perbedaan. Presbiopi adalah kakunya lensa mata, sedangkan katarak adalah keruhnya lensa mata.
Dari semua gangguan mata di atas, Katarak merupakan penyebab kebutaan terbanyak di dunia dan penyebab terbanyak hilangnya penglihatan pada usia di atas 40 tahun.
***
Bila dilihat kembali mengenai 5 gangguan mata, maka bisa dirasakan bahwa masing-masing membuat penderitanya terganggu. Bila terus dibiarkan, gangguan mata tersebut bisa semakin parah dan menurunkan produktivitas seseorang.
Jujur, aku jadi tahu, kenapa ada pekerjaan-pekerjaan yang memang wajib memiliki mata sehat (non kacamata). Sebab, gangguan mata layaknya miopia, hipermetropia, presbiopi, Astigmatisme hingga katarak membuat pandangan penderitanya berkurang. Tentu, ini akan membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Beberapa konsekuensi dari kebutaan akibat gangguan mata aku yakni berpengaruh pada fisik, mental, kepuasan hidup, mobilitas, ketergantungan, pendidikan, aktivitas dan pekerjaan. Orang dengan gangguan penglihatan juga memperberat penyakit kronis yang sedang diderita karena depresi yang meningkat.
Prioritas menjaga kesehatan mata. Bagaimana caranya?
Bila saat ini kamu memiliki mata yang sehat, ada cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk menjaga matamu agar tetap sehat,
- Makan makanan yang banyak mengandung vitamin A dan antioksidan
- Periksa mata setiap 12 bulan di dokter mata terpercaya
- Menggunakan kacamata anti-UV agar terhindar dari radiasi sinar matahari
- Menggunakan cahaya yang cukup di ruangan
- Hindari mengonsumsi makanan mengandung gula yang menaikkan risiko terkena diabetes
- Hindari menatap layar komputer maupun ponsel terlalu lama
- Menghindari kebiasaan membaca di ruangan dengan penerangan redup
- Pilih gadget yang memiliki fitur anti blue light
- Jaga lifestyle dan olah raga secara rutin untuk meminimalisir risiko terkena diabetes
Nah, bagi yang memiliki gangguan mata seperti miopia, hipermiopia, presbiopi, astigmatisme hingga katarak, bisa segera berkonsultasi ke klinik mata terpercaya.
Ya, itu dia sekelumit informasi mengenai pentingnya menjaga mata dan solusi-solusi yang bisa kita pilih saat ingin mata lebih sehat.
Setiap orang berhak mendapatkan kepuasan hidup dan kebahagiaan karena fisik yang sehat. Dan mata adalah salah satu organ yang memberikan keduanya melalui penglihatan yang bersih dan cerah. Semoga bermanfaat!
Referensi :
- https://epicflightacademy.com/id/syarat-untuk-menjadi-seorang-pilot/
- https://venturebeat.com/apps/app-annie-smartphone-users-spent-3-8-trillion-hours-on-mobile-in-2021/
- https://kmu.id/presbiopi/
- https://rsudmangusada.badungkab.go.id/promosi/read/21/mengenal-katarak-apa-dan-bagaimana-penanganannya
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20211012/5738714/katarak-penyebab-terbanyak-gangguan-penglihatan-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam