Ketika hutan terakhir ditebang, kemanakah makhluk hidup akan mencari nafas dan penghidupan pada akhirnya?
***
Seekor binatang berbulu hitam tertangkap kamera tengah memanjat pohon di dalam hutan. Tubuh makhluk itu menyerupai beruang namun memiliki kumis dan ekor panjang layaknya kucing.
Musang dahan atau Binturong (Sumber gambar : Bali Safari Park) |
Kala video itu diposting, tak banyak orang mampu mengidentifikasi namanya. Wajar, ia merupakan binatang yang jarang diekspose, padahal, penting bagi kita untuk mengenalnya.
Dialah Binturong (Arctictis Binturong) atau orang di beberapa tempat biasa menyebutnya Musang Dahan. Binturong merupakan hewan asli dari Asia Tenggara dan masuk sebagai hewan yang dilindungi karena jumlahnya yang kian mengerucut.
Melihat wujud Binturong, pikiran saya tiba-tiba terarah pada binatang dengan bentuk yang hampir sama. Kanguru Pohon. Apakah kalian pernah mendengar mengenainya? Jika belum, mari kita berkenalan sedikit tentangnya.
Kanguru Pohon merupakan mamalia marsupial yang hidup diwilayah Papua hingga Australia, biasanya mereka hidup di pepohonan yang ada pada pegunungan. Di Indonesia sendiri, keberadaannya bisa ditemukan di Taman Nasional Lorenz.
Uniknya, ia pernah dijadikan maskot pada gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 lalu. Jujur, mulai dari gelaran itulah aku mengenal makhluk lucu tersebut dan mulai mengulik tentangnya.
Kanguru pohon yang ada di Papua dan dijadikan maskot PON (Sumber gambar : Indonesia.go.id) |
Berdasar beberapa sumber, hingga saat ini jumlah Kanguru Pohon hanya sekitar 15 ekor. Perburuan liar untuk diperdagangkan hingga dijadikan konsumsi masyarakat membuat jumlahnya kian mencemaskan. Tak heran, dengung mengenainya jarang terdengar karena memang jumlahnya sangat sedikit.
Jujur, saya sedih tiap kali berbicara mengenai fauna-fauna yang menuju kepunahan. Padahal mereka adalah bagian dari ekosistem yang seharusnya kita jaga. Melihat semakin kecilnya hutan kita, saya semakin berpikir bahwa suatu hari fauna layaknya Binturong maupun Kanguru Pohon akan punah.
Anak-anak di masa depan mungkin tak akan pernah mengenalnya atau bahkan membahas mereka di buku-buku pelajaran. Sungguh, membayangkan saja rasanya saya begitu prihatin. Sebagai generasi milenial, mengetahui keunikan negeri melalui fauna dan flora adalah kebahagiaan.
Terlebih, Indonesia memiliki hutan yang menyimpan flora dan fauna yang jarang dibahas. Saya yakin, di hutan Indonesia, masih tersimpan misteri tentang keberadaan hewan-hewan unik. Dan semua hewan itu akan tetap lestari bila kita mampu menjaga habitatnya dengan baik.
Fakta-fakta Luar Biasa tentang Hutan Indonesia
Indonesia merupakan pemilik hutan hujan tropis terbesar nomor tiga setelah negara Brasil dan Kongo. Berdasar Ensiklopedia Britannica, hutan hujan tropis mewakili jenis vegetasi utama tertua yang masih ada di bumi.
Semakin tebal vegetasi di dalam hutan karena belum terjangkau manusia, maka semakin banyak makhluk hidup yang mendiaminya. Bisa jadi, hewan-hewan yang belum pernah dibahas ada disana dan bisa membuat kita heran.
Ilustrasi Hutan Hujan Tropis (Sumber : Pixabay/Stokpic) |
Saat ini, Papua merupakan provinsi yang memiliki kawasan hutan lindung terluas di Indonesia yang luasnya mencapai 7,8 hektar. Papua juga termasuk wilayah penyumbang hutan terluas di dunia ini dengan luas 319 ribu kilometer.
Lalu, total luas hutan di Indonesia berapakah?
Menurut hasil pemantauan hutan Indonesia Tahun 2020 menunjukkan bahwa luas lahan berhutan seluruh daratan Indonesia adalah 95,6 juta Ha atau 50,9 % dari total daratan, dimana 92,5 % dari total luas berhutan atau 88,4 juta Ha berada di dalam kawasan hutan.
Dengan total luas hutan tersebut, ada beragam manfaat dan fakta menarik yang bisa kita dapatkan, sebab #HutanKitaSultan yang kaya akan berbagai hal. Well, berikut ini merupakan fakta-fakta hutan berdasar Hutanitu.id,
Punya Keanekaragaman Hayati yang Sangat Tinggi
Ekosistem hutan hujan tropis adalah daerah dengan 50% vegetasi dan satwa yang ada di dunia, di mana hanya mencakup 6% luas daratan dunia. Hutan hujan tropis Indonesia saja menjadi rumah bagi 10 persen spesies tumbuhan, 12 persen spesies mamalia dan 17 persen dari jenis burung yang dikenal.
Di Kalimantan saja terdapat 15.000 spesies tanaman termasuk tanaman jenis anggrek dengan 2.500 spesies. Data dari Bappenas tahun 2003 Indonesia mempunyai 38 ribu spesies tumbuhan, 55% diantaranya tumbuhan endemik.
Berkontribusi Menstabilkan Iklim dan Cuaca Global
Ekosistem hutan hujan tropis berkontribusi dalam menyimpan karbon sebanyak 25% karbon dunia ditambah dengan kawasan hutan lain nya yang jumlahnya 20%.
Hutan hujan tropis menyerap CO2 dari udara atau gas rumah kaca lalu menyimpannya sebagai cadangan karbon. Di mana penyerapan CO2 tersebut membantu dalam menstabilkan iklim, sebanyak 250 miliar ton disimpan di ekosistem hutan hujan, jumlah ini setara dengan 90 tahun emisi bahan bakar fosil global saat ini.
Hutan hujan yang ada di Indonesia, Brasil dan Kongo, punya peranan penting sekali dalam kehidupan kita, ia membantu mengatur curah hujan, mencegah banjir, melindungi keanekaragaman hayati yang adadan membatasi perubahan iklim.
Tempat Tumbuhnya Tanaman Obat dan Pangan
Hutan hujan tropis berkontribusi sebagai tempat jenis-jenis tumbuhan yang memiliki banyak manfaat bagi kesembuhan penyakit yang diderita manusia. Hampir 90% penyakit manusia yang dikenal dalam ilmu kedokteran dapat diobati dengan obat resep yang berasal dari alam.
Menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, lebih dari dua pertiga dari semua obat yang ditemukan memiliki sifat melawan kanker berasal dari tanaman hutan hujan.
Itu baru membahas sebagai sumber obat, untuk sumber pangan sendiri kita sudah tahu bahwa hutan menyediakan beranekaragam bahan makanan seperti sagu, sayuran, kacang-kacangan, jamur, buah-buahan, hingga ikan yang hidup di wilayah perairan sekitar hutan.
Hutan #IndonesiaBikinBangga. Ya, itu yang seharusnya kita sematkan dalam pikiran mengingat fakta-fakta mengenai hutan begitu luar biasa. Dengan adanya pemikiran itu, maka seharusnya ada keinginan dalam diri untuk selalu menjaga hutan.
Ancaman yang Dihadapi Hutan di Indonesia
Kita sudah melihat seperti apa fakta dan manfaat hutan bagi kehidupan. Meski demikian, ternyata ia memiliki ancaman serius. Tiap tahunnya, ancaman tersebut memberangus keberadaan hutan sebagai paru-paru dunia.
Deforestasi
Deforestasi atau penggundulan hutan adalah kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihfungsikan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan, peternakan, atau permukiman.
Menurut KLHK, Indonesia berhasil menurunkan deforestasi 75,03 % di periode tahun 2019-2020, hingga berada pada angka 115,46 ribu ha. Angka ini jauh menurun dari deforestasi tahun 2018-2019 sebesar 462,46 ribu ha.
Tak bisa dipungkiri bahwa semakin bertambahnya jumlah manusia, maka kebutuhan akan lahan juga semakin bertambah. Tak heran, manusia akan melakukan segala cara untuk membabat hutan, demi kepentingan mereka. Nah, bila itu dilakukan secara massal, maka hutan kita akan semakin berkurang.
Ilegal Logging
Ilegal Logging atau pembalakan liar adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak memiliki izin dari otoritas setempat. Di Indonesia, pembalakan liar sering kali terjadi dan itu membuat hutan terancam rusak.
Selama masa pandemi, aktivitas ilegal logging mengalami peningkatan. Menurut data dari Mongabay, Sepanjang tahun 2020 terdapat 9 kasus illegal logging yang diproses secara hukum.
Pebisnis atau penjual kayu disinyalir memanfaatkan situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (SBB) untuk melakukan pembalakan karena situasi dianggap relatif aman.
Kita tahu bahwa ilegal logging ini mengambil kayu-kayu yang ada di hutan secara membabi buta. Bila itu terus dilakukan, maka jumlah pepohonan akan berkurang. Tentu, ini mengancam kelestarian hutan Indonesia.
Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan ialah terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau mendatangkan bencana. Kebakaran dapat terjadi karena pembakaran yang tidak dikendalikan, karena proses spontan alami, atau karena kesengajaan.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Indonesia di kawasan konservasi mencapai 38.665 hektare (ha) pada 2021. Jumlah itu bertambah 76% dari 21.968 ha pada 2020.
Secara alami, kebakaran memang bisa terjadi karena faktor alam. Semisal terkena petir atau peningkatan suhu yang menimbulkan percikkan api sehingga terbakar. Ada beberapa aktivitas yang memungkinkan terjadinya kebakaran hutan seperti,
- Merokok.
- Perkemahan.
- Membakar sampah.
- Bermain kembang api
- Penggunaan api untuk pembukaan lahan
- Illegal logging.
Entah karena faktor alam atau aktivitas manusia, kebakaran hutan mengancam bukan hanya dari sisi kesehatan dan kesejahteraan makhluk hidup tetapi juga lingkungan.
Sampah masyarakat
Kita mungkin sering menemukan pemberitaan mengenai sampah-sampah yang ditinggal begitu saja di gunung. Ternyata, itu juga terjadi di hutan lho!
Pembuangan sampah di hutan Kintamani, Bali (Sumber : Patrolipost.com) |
Anak-anak muda maupun masyarakat yang tak punya kepedulian pada lingkungan dengan seenaknya membuang sampah begitu saja. Alhasil, sampah-sampah yang rata-rata berupa plastik makanan instan menggunung dengan bebasnya di tanah.
Padahal, tercemarnya hutan oleh sampah, terutama sampah anorganik membawa dampak buruk tersendiri bagi ekosistem hutan. Karena sifatnya yang sulit terurai, sampah anorganik yang menumpuk dapat menyebabkan lapisan tanah tidak dapat tertembus oleh akar tanaman.
Generasi muda, Kita bisa apa untuk melindungi hutan?
Sebagai bagian dari Indonesia, anak muda bisa ambil peran lho untuk menjaga hutan. Saatnya #TeamUpforImpact melalui aktivitas baik meskipun itu sederhana. Sebab, bila aktivitas sederhana itu dilakukan oleh banyak orang, maka hasilnya akan terlihat nyata.
Nah, aktivitas apa saja sih yang bisa kita lakukan untuk turut serta menjaga hutan,
- Tidak membuang sampah sembarangan
- Menanam lebih banyak tanaman
- Melakukan donasi bibit atau adopsi hutan
- Ikut aktif berkampanye di sosial media mengenai perlindungan hutan
- Menulis dan menyebarkan informasi penting untuk menggugah kesadaran masyarakat perihal menjaga hutan dan lingkungan.
- Membuat ide-ide teknologi ramah lingkungan dan menerapkannya
Oh iya, bicara mengenai peran anak muda untuk kelestarian hutan, saya jadi ingat lagu #DengarAlamBernyanyi karya Laleilmanino bersama Chicco Jerikho, Hivi! dan Sheila Dara. Lagu tersebut diluncurkan tepat pada peringatan Hari Bumi pada tanggal 22 April 2022 lalu.
Kabarnya, lagu "Dengar Alam Bernyanyi" diciptakan di tengah belantara Hutan Wisata Situ Gunung. Dengan suasana hutan yang begitu tenang, Nino mendapatkan inspirasi mengenai lagu tersebut.
Untuk saya pribadi, lagu tersebut bukan hanya candu untuk didengarkan, namun memuat pesan-pesan penting untuk menjaga alam, #UntukmuBumiku.
Lagu Dengar Alam Bernyanyi menyuguhkan cerita-cerita tentang bagaimana alam menawarkan rumah bagi siapapun melalui keindahan langit biru hingga bisikan angin. Dengan demikian, manusia harus selalu menjaga alam agar tetap lestari.
Kamu bisa mendengarkan lagunya di Spotify dan Apple Music, atau menonton videonya di youtube. Oh iya, dengan mendengarkan lagu tersebut, kamu juga berkontribusi untuk menjaga hutan lho, sebab, royaltinya akan digunakan untuk konservasi hutan di Kalimantan. Keren kan?
Yap, itu dia beberapa hal bisa dilakukan oleh anak muda terkait menjaga hutan. Saya tahu, tak semua orang tinggal di wilayah yang memiliki hutan sehingga tak bisa secara langsung merasakan atmosternya.
Namun demikian, kita tetap bisa menjaga hutan dari jarak jauh melalui donasi dan aktivitas-aktivitas baik kita. Jalan ninja untuk menjaga hutan ada di depan mata. Tinggal bagaimana kita bisa merealisasikannya dengan tindakan nyata. Semangat menjaga Alam!
Referensi :
- https://hutanitu.id/kenali-3-fakta-menarik-keberadaan-hutan-hujan-tropis/
- http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/generasi-muda-sebagai-penentu-dan-pelindung-hutan-dan-energi-masa-depan
- https://www.mongabay.co.id/2021/02/08/kasus-illegal-logging-di-sulsel-meningkat-di-masa-pandemi-covid-19/
Lagunya bagus ya..vocsl, aransemen dan ilustrasinya pun cakep.. sangat menginspirasi.. Terima kasih juga sdh menuliskan ttg fakta2 hutan kita..semoga banyak yg tersadar utk berupaya lbh keras melestarikannya..
BalasHapusBener banget mbak. Ceria juga jadi didengernya enak banget hehe
HapusWah aku baru tau lho ada makhluk bernama kangguru pohon, iya sih mirip kangguru yaa face-nya cuma lbh gede badannya dan pendek
BalasHapusLagunya bagus banget, emang org2 tu kalau lewat lagu kyknya lbh nyantol kesadarannya buat jagain hutan :D
Iya, aku juga tahu Kanguru Pohon setelah ada even PON di Papua itu mbak
HapusAku udah bbrp kali liat Binturong, dkt rumah ada mini zoo, binturongnya malah diumbar, di atas kandang gitu, untung anteng dia.
BalasHapusSedih bgt ya liat kondisi hutan di Indonesia, padahal hutan kan salah satu kekayaan alam yg harus dijaga, tapi byk oknum yg ga bener.
Binturong itu memang bentuknya kayak Musang ya mbak? Aku belum pernah lihat langsung soalnya
HapusIya, sedih banget kalau lihat kondisi hutan saat ini Mbak huhu
Serasa ditampar oleh kenyataan bahwa manusia penyebab dari flora dan fauna di hutan menjadi kehilangan tempat tinggal mereka dan berakhir pada kelangkaan populasi spesies cantik di hutan.
BalasHapusRasanya dengan bidangnya kita masing-masing, semoga bisa saling bergerak bersama menjaga hutan dan seluruh hidden treasure di dalamnya.
Iya mbak. Bahkan melalui lagu jadi bisa membuka awareness ke sesama manusia untuk menjaga hutan dan alam :)
HapusHayuuk kita bisa jaga hutan kita..
BalasHapusKarena apa iya, tega membiarkan begitu saja?
Harus bekerja sama melakukannya, agar kelestarian hutan terjaga selalu
Nah iya, betul banget Mbak Fenny :)
Hapusmenjaga bumi adalah kewajiban yang harus kita lakukan agar kita tetap nyaman dan aman jika bumi dijaga dengan baik
BalasHapusLagu Dengar Alam Bernyanyi enak didengar sampai lama-lama hafal sendiri liriknya
BalasHapus