Dengar Alam Bernyanyi : Menggugah Kesadaran untuk Mencintai Bumi

Ilustrasi langit biru membuat segalanya menjadi indah (oleh: Pixabay/Timhill)

Saat di perjalanan menuju Kota Jakarta, aku begitu menikmati langit biru sepanjang kereta berjalanan. Hamparan langit yang terang beserta kapas-kapasnya, bersanding manis dengan hijaunya persawahan dan hutan jati di kanan kiri rel kereta api.

Langit cerah adalah mahakarya Tuhan yang sangat indah untuk dinikmati. Tak heran, tiap melihatnya, aku tak pernah lupa untuk mengabadikannya. Setiap melihat langit cerah, itu turut membuatku semangat mengawali aktivitas harian.

Lantas, sampai kapankah langit biru itu bisa dinikmati oleh kita bahkan anak cucu nanti? 

Entahlah. Semua bergantung pada perilaku manusia dalam menjaga lingkungan tetap bersih termasuk menjaga keberadaan hutan sebagai paru-paru bumi. 

Apa Hubungan Langit Biru dan Menjaga Bumi?

Bumi adalah tempat tinggal makhluk hidup, tak terkecuali manusia. Ratusan bahkan ribuan tahun lalu ketika eksistensi manusia masih terbatas, alam begitu rimbun menawarkan manfaat bagi semua makhluk.

Saat ini, ketika kebutuhan industri kian meninggi sejalan dengan kebutuhan manusia, pohon-pohon mulai ditebang untuk bahan baku, tempat tinggal bahkan dibangun kawasan industri.

Hal-hal tersebut yang kemudian memunculkan perubahan bagi bumi. Semakin banyak hutan (kawasan hijau) dunia berkurang, maka semakin menipis pula fungsi pohon sebagai penjaga bumi.

Ilustrasi hutan sebagai habitat makhluk hidup dan penyaring udara
(Sumber : nationalgeographic.grid.id)

Akibatnya, terjadi peningkatan gas-gas penyebab efek rumah kaca seperti karbondioksida, freon, hingga metana. Peningkatan gas-gs rumah kaca telah membuat perubahan iklim bagi dunia.

Di Indonesia, perubahan iklim inilah yang kemudian rentan memunculkan bencana-bencana geologis hingga kebakaran hutan yang berimbas pada langit yang berwarna redup karena tertutupi kabut asap.

Bukan hanya itu saja kawan, pencemaran udara yang terlalu pekat juga membuat langit berwarna abu karena tertutupi oleh asap-asap industri. Tak heran, saat berada di Jakarta, aku sudah terbiasa dengan kondisi langit yang berwarna abu.

Nah, hubungan langit biru dan menjaga bumi bisa dilihat dari fungsi hutan sebagai penyaring udara. Semakin banyak kita melakukan reboisasi dengan turut menanam pohon, maka kualitas udara yang dihasilkan bisa semakin baik.

Pernahkah kalian mendengar sebuah program bernama Langit Biru? 

Langit biru merupakan program yang bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara dan mewujudkan perilaku sadar lingkungan baik dari sumber tidak bergerak (industri) maupun sumber bergerak yaitu kendaraan bermotor.

Langit Semarang yang berwarna abu, terlihat lebih sendu (Dokumentasi Pribadi)

Program ini sebenarnya sudah lama dicanangkan karena melihat bagaimana kualitas udara dan lingkungan di kota-kota besar yang kian mencemaskan akibat polusi dan aktivitas industri. 

Melihat adanya hal tersebut, maka bisa kita simpulkan bahwa energi bersih (EBT) hingga keberadaan pohon sebagai penyaring udara sangat berpengaruh pada perbaikan kualitas udara di kota-kota besar yang notabene berimbas pada cerah tidaknya langit.

Mari mendengar lagu "Dengar Alam Bernyanyi" sebagai bentuk awareness

Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 22 April 2022 dalam rangka menyambut Hari Bumi, rilis sebuah lagu berjudul "Dengar Alam Bernyanyi" oleh Laleilmanino Musik yang menggandeng Chicco Jerikho, HIVI, serta Sheila Dara. 

Single ini diciptakan melalui proses yang menarik. Kabarnya, Laleilmanino menciptakan lagu tersebut di tengah belantara hutan lho, tepatnya di kawasan Hutan Wisata Situ Gintung. 

Kalau aku pikir, mungkin Laleilmanino berkeinginan merasakan sendiri bagaimana alam menyapa mereka sehingga muncul ide lirik yang begitu mengagumkan. 

Lagu Dengar Alam Bernyanyi sangat menggugah kesadaranku untuk kembali mendengar suara-suara alam dan merasakan kedamaian ketika alam lestari seperti merasakan angin yang berembus, menatap birunya langit (yang tentu saja bisa disaksikan saat udara bersih dari polusi) dan meletakkan sementara gawai untuk bercengkrama dengan alam.

Nah, bagi kamu yang berkeinginan mendengar lagu tersebut, kamu bisa kok menemukannya di ptalform musik atau video kesayanganmu seperti Deezer, Spotify, Youtube dan Apple Music.

Dengan mendengar lagu Dengar Alam Bernyanyi, selain menggugah kesadaran kita terhadap lingkungan, kita juga turut membantu konservasi dan restorasi hutan adat di Kalimantan lho. Sebab, sebagian royalti akan disumbangkan untuk aktivitas tersebut. Keren bukan?

Oh iya, harapanku, dengan adanya royalti untuk konservasi dan restorasi hutan, bumi kita akan semakin baik yang ditandai oleh birunya langit dengan kapas-kapasnya yang begitu indah. Salam hangat.

Berikut lirik indah lagu Dengar Alam Bernyanyi,

Bila kau ada waktu

Lihat aku di sini

Indah lukisan Tuhan

Merintih ingin kau kembali

Beri cintamu lagi

Bila kaujaga aku

Kujaga kau kembali

Berhentilah mengeluh

Ingat, kau yang pegang kendali

Kau yang mampu obati

Sudikah kau kembali?

Pandanglah indahnya biru yang menjingga

Simpanlah gawaimu, hirup dunia

Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada

Dengar alam bernyanyi

(Ah, ha, ha)

Bila kau lelah dengan panasnya hari

Jagalah kami agar sejukmu kembali

Bersatulah, hajar selimut polusi

Ingatlah, hai, wahai kau manusia (wahai kau manusia)

Tuhan menitipkan aku

Ho, di genggam tanganmu (di genggam tanganmu)

Pandanglah indahnya biru yang menjingga

Simpanlah gawaimu, hirup dunia

Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada

Dengar alam bernyanyi

Dengarkanlah

Bisik mesra

Alam bernyanyi

Bawa canda dan riang tawa

Untuk dunia, oh

Gunakan telinga, hati

Cobalah dengar nyanyian kami, oh-oh-ho

Bayangkanlah hidupmu

Bila tak ada kami

Pandanglah indahnya biru yang menjingga

Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia)

Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (dengarlah alammu bernada)

Dengar alam bernyanyi

Indahnya biru yang menjingga

Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia)

Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (alam pun bernada)

(Alam pun bernada)

Dengar alam bernyanyi (jangan tunggu lagi, Kawan)

Jangan kau tunggu nanti (jangan tunggu lagi)

Dengar alam bernyanyi

Dengarkanlah

Dengar alam bernyanyi (dengar alam bernyanyi)

Oh, dengar kami bernyanyi