Laman

Sabtu, 23 Oktober 2021

Perubahan Iklim : Kode Merah bagi Keselamatan Makhluk Hidup

Sumber : Webinar EBS dan Madani.id

 “Bumi semakin panas akibat ulah manusia”

Perubahan Iklim : Kode Merah bagi Keselamatan Makhluk Hidup. Perubahan iklim selalu jadi bahasan utama di berbagai negara akhir-akhir ini. Semuanya bermula ketika cuaca di bumi ini menjadi ekstrem, ada negara yang mengalami suhu dingin ekstrem dan ada pula yang mengalami suhu panas seperti di Indonesia.

Ketika saya mengikuti gathering Eco Blogger Squad beberapa waktu lalu, salah satu blogger yang berada di Jerman bernama Kak Rani menceritakan bahwa suhu udara di Jerman terasa sangat dingin, padahal sebelumnya tidak seekstrem itu. Ia bahkan harus menggunakan kereta demi menghindari rasa dingin yang begitu menusuk.

Itu hanya salah satu contoh, masih banyak dampak-dampak yang terjadi setelah iklim di dunia mengalami peningkatan suhu yang signifikan. Laporan dari IPCC mengatakan bahwa bumi semakin panas dan menjadi kode merah bagi kemanusiaan. Apa artinya?

Merujuk pada pengertian yang dikemukakan oleh IPCC erat kaitannya dengan kecemasan-kecemasan yang muncul akibat perubahan iklim. Tak hanya itu saja, beberapa bencana alam yang marak terjadi di dunia, menjadi salah satu warning bahwa kemanusiaan di dunia ini tengah mengalami bahaya.

Berdasarkan informasi yang dicuplik dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suhu rata-rata bumi akan meningkat sekitar 1.1 °C–6.4 °C pada tahun 2100. Sedangkan ambang batas aman kenaikan suhu rata-rata bumi apabila berada pada kisaran 1,5 derajat celcius.

Bila perubahan iklim dibiarkan berlanjut, mungkin saja kedepannya setiap mahkluk hidup di bumi ini binasa. Kita tentunya tak mau itu terjadi bukan?

Hubungan Anxiety dan Perubahan Iklim

Pernahkah kalian merasa hawa yang begitu panas sehingga kalian merasa kesal? Jujur, sebagai orang pesisir, tepatnya tinggal di wilayah Pekalongan, aku pernah merasa badmood bukan main. Bukan karena ditinggal pas lagi sayang-sayangnya sama si dia, eaaaa. Tapi karena kepanasan akibat suhu yang tinggi. 

Apalagi waktu itu, aku sedang demam sehingga harus stay di kasur seharian. Ternyata, hari itu suhu udara di Pekalongan sedang tinggi, mungkin hendak hujan. Kontan, rasanya benar-benar seperti dipanggang. 

Udah dapat panas dari badan, eh ternyata dapat panas juga dari udara luar. Beneran, luar biasa kesal sih aku. Yang lucu, aku sampai harus berebut kipas dengan adik-adikku yang juga merasa kepanasan. 

Dari satu contoh pengalaman tersebut, bisa ditarik satu kesimpulan bahwa perubahan iklim mampu mengubah mood dan menaikkan  level kekesalan seseorang. Belum lagi contoh dampak perubahan iklim lain seperti banjir bandang, gagal panen, kekeringan yang memungkinkan orang memiliki perasaan was-was, sedih, marah, kecewa dan sebagainya.

Penelitian tentang Climate anxiety (sumber : Webinar EBS dan Madani.id)

Bumi makin panas, kode merah bagi kemanusiaan. Ya, saat ini kita tengah berada pada level ini. Emisi karbon mulai tak karuan mengendap di atmosfer. Berdasarkan pada gathering online Eco Blogger, dijelaskan oleh narasumber bahwa saat ini dunia tengah berupaya mencapai kenaikan suhu maksimal 1,5 derajat celcius.

Lalu bagaimana jika bumi mencapai suhu lebih dari 1,5 atau 2 derajat celcius? Jika itu terjadi maka bumi dalam bahaya. Mungkin saja, di setiap negara akan terjadi kekacauan karena krisis air, bahan pangan hingga krisis iklim yang menyebabkan bencana dimana-mana. 

Bagaimana Perubahan Iklim menyebabkan Bencana?

Sejak beberapa tahun belakangan, perubahan iklim menjadi isu paling krusial untuk dibahas. Ya, ini berkaitan dengan maraknya kejadian bencana. Semisal, banjir di Eropa hingga gelombang panas di Kanada yang menewaskan hampir 700 orang.

Baca juga : Yuk Mengenal Biofuel dan Perkembangannya di Indonesia!

Hal yang perlu kita pahami, perubahan iklim terjadi akibat terendapnya gas-gas rumah kaca di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (H CFCs) perfluorokarbon (PFCs) dan sulfur heksafluorida (SF6) secara berlebihan yang kemudian menimbulkan peningkatan suhu secara signifikan.

Meningkatnya suhu di bumi berdampak pada ketidakstabilan ekosistem. Salah satunya menyebabkan es yang ada di wilayah kutub mencair. Bila es terus mencair maka volume air laut juga bertambah. 

Hal ini mempertinggi risiko terjadinya bencana alam seperti banjir bandang, gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, angin puting beliung dan rob di wilayah pesisir.

Banjir rob dilihat dari pantauan udara (Sumber : Republika)

Di Pekalongan sendiri, banjir rob menjadi bencana yang hampir bisa dinikmati setiap waktu oleh masyarakat. Sepanjang tahun, wilayah yang terkena rob semakin melebar dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan.

Apa yang bisa kita lakukan untuk Menanggulangi Perubahan Iklim? 

Anak muda memiliki peranan penting untuk mengambil aksi dalam menanggulangi perubahan iklim. Sebab, tak bisa dipungkiri bahwa anak mereka merupakan tonggak utama yang menjadi penerus masa depan. Jangan sampai kedepannya, mereka menjadi apatis dan membiarkan bumi menjadi rusak tanpa ada aksi nyata. Lalu, aksi nyata yang seperti apa?

  • Bijak berplastik dan Menghargai alam
  • Bijak menggunakan listrik
  • Bijak bertransportasi
  • Bijak mengolah sampah 
  • Bijak mengelola informasi
  • Melakukan donasi atau adopsi hutan
  • Mengkampanyekan perubahan iklim
Yap, demikianlah beberapa hal yang bisa anak muda lakukan agar bumi tak memanas. Meski sederhana, namun bila aksi-aksi itu dilakukan secara bersama, pastinya akan ada hasil yang optimal untuk melawan perubahan iklim. 

14 komentar:

  1. Emang bener sih makin panas ini karena perubahan iklim. Jadi saatnya sekarang kita harus berbuat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bang, perubahan iklim ini udah dalam level yang harus dihentikan sih

      Hapus
  2. iyaaa..aku deg2an dengan kondisi saat ini yg jauh berbeda dari sblm2nya.. duuh bumikuuu.. trmksh tips2nya ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Tanti, sama2.Kalau dirasakan Pekalongan juga robnya makin parah ya mbak :(

      Hapus
  3. Ternyata bener ya bumi kita sedang tak baik2 saja huhuu.. semoga semakin banyak yang aware ya ttg isu lingkungan ini biar anak cucu kita bisa menikmati buminya yang asri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, dengan tulisan juga sebenarnya aku lagi berusaha untuk menginformasikan ke banyak orang sih :)

      Hapus
  4. Yuk bergerak tuk iklim yang lebih baik, banyak tugas yang harus kita lakukan, agar bumi kita baik baik saja, dan sehat sehat slalu

    BalasHapus
  5. Meski kecil, aku akan berusaha melakukan semua aksi nyata di atas untuk kelestarian bumi.

    BalasHapus
  6. Sudah semakin tua memang bumi kita ya kak. Duh tamparan buat aku yg suka pake plastik, mau bawa tempat sendiri suka malu. Semoga ngga malu lagi :"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, sebuah tamparan besar untuk kita semua nih mengenai perubahan iklim ini :(

      Hapus
  7. Tak bisa terelakkan lagi, baru hujan beberapa saat, cuaca lalu kembali memanas.
    Baru hujan beberapa saat, daerah pemukiman sudah banjir.
    Sedih sekali melihat perubahan iklim dimana-mana seperti ini. Semoga langkah kecil kita untuk zero waste, bisa membantu mengurangi sampah dan yuk, kelola sampah dengan baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Lendy. Kalau di Pekalongan, Perubahan Iklim ini buat rob makin parah sih

      Hapus

Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam