Cegah kebakaran hutan dan lahan sebagai upaya cegah pandemi. Beberapa ilmuwan menduga bahwa lebih banyak penyakit ditularkan melalui hewan liar layaknya penyakit zoonosis lain seperti Malaria, Rabies, SARS dan Demam Berdarah. Meski demikian, kaitan antara pandemi Covid-19 (Korona) dan hewan tengah diteliti lebih lanjut oleh para ilmuwan.
Jumat, 4 Juni 2021 lalu, saya bersama dengan Eco blogger squad berkesempatan mengikuti gathering online bertajuk "Cegah Kebakaran Hutan, Cegah pandemi".
Acara tersebut menghadirkan 2 narasumber handal yakni Deddy Sukmara selaku Direktur Informasi dan data Auriga Nusantara dan Dokter Alvi Muldani selaku Direktur Klinik Alam Sehat Lestari (Yayasan Asri).
Mas Deddy maupun Dokter Alvi membagikan informasi sesuai bidangnya masing-masing terkait karhutla serta bidang kesehatan yang menitikberatkan pada pandemi dan hubungannya dengan karhutla. Kira-kira apa hubungan pandemi dengan kebakaran hutan yang sering terjadi ya?
Menurut Dokter Alvi Muldani ada 2 jenis penyakit dalam dunia medis, yakni, penyakit yang ditularkan dan yang tak bisa ditularkan. Nah, penyakit "Yang ditularkan" bisa melalui perantara hewan ke manusia atau manusia ke manusia. Kedekatan manusia terhadap hewan rentan memunculkan panyakit bernama zoonosis.
Well, apa itu Zoonosis? Bagi sebagian orang mungkin belum terlalu familiar dengan istilah tersebut. Zoonosis adalah jenis penyakit yang dapat ditularkan hewan ke manusia. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Zoonosis bisa menular dari hewan liar, hewan ternak, maupun hewan peliharaan.
Dinukil dari Alodokter.com, ada beberapa penyakit yang ditularkan oleh hewan yang kemudian menginfeksi manusia. Penyakit tersebut bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.
- Cacingan, misalnya infeksi cacing gelang (askariasis) dan cacing pita (taeniasis)
- Demam berdarah
- Malaria
- Kaki gajah atau filariasis
- Chikungunya
- Infeksi bakteri Salmonella atau demam tifoid (tifus/tipes)
- Flu burung
- Leptospirosis
- Rabies
- Cacar monyet
- Ebola
- Covid-19
The Novel Coronavirus disease (Covid-19) dipercaya muncul akibat transmisi virus dari hewan---kelelawar dan Trenggiling---ke manusia. Kelelawar dan Trenggiling terpaksa mendekat ke lingkungan manusia karena habitat asli mereka rusak akibat kebakaran hutan. Adanya kedekatan manusia dan hewan-hewan itulah yang kemudian rentan memunculkan pandemi.
Yap, berikut merupakan beberapa faktor yang memicu pandemi menurut Dokter Alvi,
- Pandemi disebabkan oleh organisme spesifik yang telah berada bersamaan dalam beberapa ribu tahun, namun tidak langsung menyebabkan penyakit.
- Kontak mahluk liar dengan manusia dengan cara domestikasi, habitat liar terganggu, dan perdagangan hewan liar.
- Adanya perjalanan udara, arus urbanisasi dan perubahan iklim yang menularkan virus ke lokasi lebih luas.
Berhubungan dengan pandemi, sebenarnya sudah ada sejak berpuluh tahun lalu. Berikut timeline yang bisa dibagikan berkenaan pandemi yang disebabkan oleh hewan disertai angka kematian serta tahun-tahun kemunculannya.
Cukup mengerikan bukan angka kematian yang ditimbulkan oleh penyakit Zoonosis?
Melalui tulisan ini, saya bukan hendak menakuti dan menyeru agar kita menjauhi hewan atau menjadi vegetarian dengan tidak mengonsumsi hewan. Namun kita harus waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi di sekitar kita.
Kita bisa melakukan pencegahan dengan menerapkan gaya hidup bersih, menjaga kesehatan tubuh dan berpartisipasi menjaga hutan sebagai habitat para hewan liar supaya mereka tak masuk ke lingkungan manusia.
Menelisik Kondisi Karhutla di Indonesia
Berdasarkan uraian sebelumnya, kita mungkin sudah cukup paham bahwa bisa jadi pandemi yang terjadi saat ini diakibatkan oleh rusaknya hutan dan lahan. Untuk menjadikan kita lebih aware pada lingkungan sekaligus berupaya mencegah terjadinya karhutla, maka perlu adanya pemahaman mengenai kondisi kebakaran yang terjadi.
Tahun 2019 lalu, seorang teman kos hendak melakukan perjalanan mudik ke kampung halamannya di Kaliman Tengah. Wajahnya sumringah karena ia sudah setahun lebih tak pulang ke rumah. Namun, rencana tersebut pada akhirnya ia batalkan karena maskapai yang hendak mengangkutnya tak bisa terbang akibat kabut asap.
Ya, kebakaran hutan kala itu berdampak cukup signifikan pada dunia penerbangan, kerusakan lingkungan, perekonomian, kesehatan, hingga hilangnya nyawa manusia dan hewan. Bahkan, sempat terjadi ketegangan antara Indonesia dengan negara tetangga akibat kabut asap yang tak bisa cepat diatasi.
Dengan demikian, tak heran rasanya bila teman kos saya tak bisa pulang ke kampung halamannya, mengingat kondisi karhutla kala itu sangat parah. Ya, meski tak sebesar luas lahan tahun 2015 lalu. Untuk melihat secara nyata data kebakaran per tahunnya, berikut merupakan informasinya.
Dari data di atas kita bisa melihat bahwa kebakaran tahun 2015 merupakan kasus terparah yang memakan luas hutan dan lahan hingga 2.611.411 hektar. Meski begitu, kita juga tak bisa mengesampingkan kasus di tahun yang lainnya karena sama-sama berdampak pada banyak bidang termasuk penyumbang emisi terbesar bagi bumi.
Dampak karhutla pada kehidupan hewan. Sumber gambar : Heribertus (IAR Indonesia) |
Ternyata berkaitan ya meskipun ya gak secara langsung to the point gitu.. Jadi makin berharap kalau karhutla gak bakal terjadi lagi di Indonesia..
BalasHapusIya mbak, aku juga baru tahu. Pengennya juga gitu. Semoga karhutla teratasi, minimal terkurangi dari tahun sebelumnya :)
HapusAku kadang berkaca-kaca kalau lihat foto para hewan yang kena dampak kebakaran hutan. Tapi ga nyangka sih kalau kebaran bisa jadi salah satu pemicu timbulnya pandemi
BalasHapusIya mbak, dulu lihat yang heran pada luka karena kebakaran itu bener2 bikin nangis :(
HapusDan ternyata ia berpotensi membuat pandemi juga
Lihat berita kebakaran hutan bikin nangis mam... Apalagi kalau ada deforesasi, hutan hujau jadi lahan sawit atau tambang. Gimana nasib anak cucu kita nanti
BalasHapusIya mbak, perlu ada tindakan dari sekarang sih
Hapusoh ternyata ada kaitan antara Karhutla dan pandemi ya.. duh semiga kita semua semakin aware terhadap hal ini.. Trims infonya Nurul
BalasHapusIya mbak, menurut pembicara seperti itu. Pandemi bisa jadi muncul karena migrasi hewan ke lingkungan manusia
HapusMantap penjelasan dokter Alvi pwelu banget kita juga menjaga kebersihan lingkungan rumah supaya gak datang serangga dqn heqan yang bisa sebafkan penyakit. Kalo ingat ini rumah ipar aku sering kedatangan moyet sebab hutan di dekqtnya dah gundul
BalasHapusIya, hewan kayaknya juga bisa menyebarkan penyakit. Pernah baca sebelumnya, makanya kudu hati2 juga ama hewan liar kak
HapusYa Allah semoga tidak banyak terjadi lagi kahutla di Indonesia aamiin
BalasHapusnggak tega kalau ada berita kebakaran hutan, dan seisiinya ikut musnah.
Mereka juga makhluk hidup yang wajib di lindungi. Berkah ya mba bisa ikutan langsung menimba pengetahuan
Iya mbak, semoga saja ya Mba Nyi.
HapusMatur nuwun mbak Nyi
Pasti ada keterkaitannya mba, karena hutan menjadi rumah para hewan dan ketika manusia dengan sadar membakar rumah mereka. Ya akibatnya virus yang terdapat di hewan bakal mudah terserap oleh lingkungan manusia, dan hadirnya penyakit2 yang membahayakan :')
BalasHapusIya mbak, itu juga yang kmrn di jelaskan di webinar. Soal perubahan habitat hewan yang mampu menyebarkan penyakit ke manusia
Hapusaku jadi inget karhutla di sumsel beberapa tahun lalu. itu buruk banget. jangan sampe pas pandemi ini terulang lagi.
BalasHapusIya mbak, bener banget. Kebakaran hutan bikin susah semuanya
HapusInformasi kaya gini yang perlu lebih banyak lagi disebarkan ke masyarakat, biar makin semangat menjaga hutan yang ada. Thanks sharingnya mbak...
BalasHapusIya mbak, Sama-sama. Semoga makin banyak masyarakat yang aware sih mbak perihal menjaga hutan :)
HapusMelihat foto orang utan di atas aja, aku juga sediih mba. Apalagi ngebayangin yg mati dan sedang memeluk anak2nya. :(
BalasHapusMasuk akal kok, kalo dikaitkan pandemi ini dengan kebakaran hutan . Manusia kdg terlalu serakah hanya memikirkan keuntungan pribadi, tanpa mempertimbangkan efek samping yg meluas. Hutan tempat hidup banyak hewan di gunduli, lalu saat hewan2nya merusak ladang si manusia, mereka balas dengan membunuh. Tanpa mau berfikir kalo hewan2 itu hanya lapar Krn rumahnya sudah hancur :(