Hari itu aku mendapat chat whatsapp dari seorang kawan. Dia meminta tolong padaku agar mau menggantikannya menginap di salah satu hotel syariah di Kota Pekalongan. Ceritanya, kawanku ini sudah memesan hotel tersebut untuk bermalam melalui aplikasi, namun, rencana kunjungannya malah dibatalkan.
Alhasil, hotel yang sudah dibayar itu tak ada yang menghuni karena kawanku tidak jadi ke Pekalongan. Daripada mubazir, akhirnya aku diminta bermalam disana. Itung-itung aku bisa turut merasakan menginap di hotel dan mungkin bisa dijadikan bahan untuk review blog. Pada akhirnya, aku setuju untuk menginap di Hotel Syariah bernama Namira bersama adikku.
***
Namira Hotel Syariah terletak di Jalan DR. Cipto Mangunkusomo No.70, Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur. Lokasinya sangat strategis mengingat berada di tengah kota dan dekat dengan pusat pembelanjaan serta alun-alun Pekalongan. Dengan demikian, bila berkeinginan berbelanja atau foto-foto, tak perlu membutuhkan waktu yang lama.
Siang itu, aku dan adikku datang ke Namira Hotel sesuai waktu check in. Kami disambut baik oleh resepsionis yang menanyakan beberapa hal terkait pemesanan. Sebab, aku hanya menggantikan kawanku, bukan sebagai pemesan asli. Aku datang ke Namira Hotel sekitar pukul 15.00 Wib.
Sembari menunggu kunci kamar, aku dan adik menunggu di kursi lobi sambil cekrak-cekrek mengabadikan gambar. Tujuannya untuk laporan ke kawanku dan bahan review di kemudian hari. Kan kalau ada gambar-gambarnya lebih menarik dan meyakinkan. Oh iya, kawanku memesan kamar deluxe twin dengan harga Rp 300.000 tanpa sarapan. Ya, jadi aku dan adikku nantinya hanya menginap saja.
Beberapa sudut Lobby Namira Hotel Syariah |
Tempat duduk dimana aku dan adik beristirahat menunggu kunci kamar |
Sudut lain lobi Hotel Namira Syariah |
Saat memasuki lorong menuju kamar hotel, kami disuguhkan dengan pemandangan khas dimana di tiap dinding terdapat dekorasi islami berupa tulisan-tulisan arabik yang di masukkan ke dalam pigura. Beberapa hadis dan Al qur'an bisa kamu temukan dengan mudah.
Beberapa waktu kemudian, aku mendapat kunci kamar di lantai 617 dari resepsionis. Aku dan adikku pun segera menuju ke kamar tersebut. Sebelum aku mereview ruang dan sebagainya, mungkin masih ada diantara kamu yang bingung.
"Apa sih bedanya hotel syariah dengan hotel konvensional?"
Pengetahuan mengenai perbedaan keduanya penting banget sih menurutku. Soalnya, keputusan untuk menginap juga bisa bergantung dari apa yang ditawarkan oleh hotel, baik itu konvensional maupun syariah. Nah, mengenai perbedaannya, berikut informasinya.
Dekorasi Bernuansa Islami
Dekorasi hotel biasa dengan hotel syariah tentu saja nampak berbeda. Hotel syariah memiliki nuansa islami yang kental. Misalnya saja hiasan di dinding, akan lebih banyak seni kaligrafi Arab tertempel, entah berupa hadis atau surat-surat dalam Al quran. Tidak ada sama sekali lukisan benda hidup karena di islam itu dilarang.
Tersedia fasilitas ibadah yang lengkap
Bila di hotel konvensional tak ada perlengkapan ibadah seperti Al quran, mukena dan sajadah, di hotel syariah ada. Pengunjung yang tak membawa perlengkapan sholat bisa membuka laci lemari yang di dalamnya terdapat seperangkat alat sholat. Arah kiblat pun dengan jelas terpampang tidak seperti hotel biasa yang harus mencari terlebih dahulu.
Pasangan yang berkunjung harus suami istri.
Ini yang penting. Mungkin beberapa orang pernah membawa pasangan ke hotel. Nah, di hotel syariah, pasangan bukan suami istri dilarang keras untuk menginap. Biasanya, akan ditanya perihal identitas masing-masing dan bila perlu bukti kartu nikah harus disiapkan.
Tidak tersedia minuman beralkohol
Bila di hotel konvensional pengunjung bisa menemukan mini bar dan minuman beralkohol. Jangan harap di hotel pengunjung hotel syariah juga bisa menemukannya. Minuman beralkohol sangat bertentangan dengan dunia islami sehingga jelas dilarang penjualannya.
Makanan bersertifikasi halal
Selain tak ada minuman beralkohol, jenis makanan yang disajikan di hotel konvensional dan syariah jelas berbeda. Di hotel konvensional, pengunjung bisa menemukan beragam makanan mulai dari A hingga Z. Tentu saja, makanan yang disajikan ada yang bersertifikasi halal dan tidak.
Contohnya seperti masakan dari bahan babi--yang dalam islam dilarang dimakan. Berbeda bila menginap di hotel syariah, pengunjung hanya akan disuguhkan dengan makanan-makanan yang memiliki kehalalan yang terjamin.
Okay, berdasarkan informasi di atas, kamu sedikit banyak sudah tahu bukan perbedaan hotel syariah dan konvensional. Kini saatnya aku kembali ke review Hotel Namira Syariah yang aku tempati bersama dengan adikku.
***
Kamar Delux Twin dengan 2 kamar tidur (Dokumentasi Pribadi) |
Kamar 617 memiliki 2 tempat tidur yang terpisah dengan sprei warna merah bertuliskan Namira Hotel. Lantainya sendiri terbuat dari kayu yang berderit ketika aku menginjaknya. Jadi, kalau kamu gak mau mendengar suara berderit dari lantai kayu itu, harus jalan pelan-pelan sekali. Aku gak tahu sih, kamar lainnya sama atau tidak.
Secara keseluruhan, ruang kamar yang aku tempati bersih dan tertata rapi. Hanya saja, aroma khas kamar yang wangi ala hotel-hotel tak bisa aku temui disini. Entah, itu memang SOP dari pihak hotel atau ada kerusakan pada difuser parfumnya sehingga tak berfungsi. Meski demikian, aku tetap masih nyaman dengan kondisi ruang yang bersih.
Beberapa sudut kamar di Namira Hotel Syariah (Dok.Pri) |
Di dalamnya ada fasilitas konsumsi seperti air mineral, kopi dan teh yang disediakan gratis untuk pengunjung. Ada sebuah meja yang bisa kita gunakan untuk bekerja dengan laptop kita karena ukurannya yang cukup luas.
Bila membutuhkan hiburan, kita bisa menonton televisi yang sudah tersedia dengan berbagai channel. Ada juga lho chanel dari Al jazeera atau Dubai TV kalau kamu ingin tahu informasi seputar wilayah timur tengah.
Fasilitas minuman gratis yang disediakan Hotel |
Ketika kamu tiba di kamar hotel, akan ada buku petunjuk yang di dalamnya terdapat bermacam informasi mulai dari daftar menu makanan yang bisa dipesan, harga laundry hingga lokasi-lokasi wisata yang ada di kota maupun kabupaten.
Daftar Lokasi wisata yang tersedia lengkap di katalog (Dok.Pri) |
Datang ke Pekalongan gak afdol donk kalau tak berwisata keliling untuk menemukan pengalaman. Beberapa tempat wisata seperti Pantai Pasir Sari, Taman Mangrove, Museum Batik hingga kampung batik bisa ditemui dengan mudah. Lebih asyik dan mengena nih kalau kamu berwistata dengan menaiki becak atau berjalan kaki.
Bila kamu membutuhkan hawa dingin setelah seharian main ke alun-alun atau jalan keliling Pekalongan, di kamar hotel juga menyediakan AC sebagai pendingin ruangan. Kebetulan aku dan adik tak terlalu suka dingin, jadi selama menginap kami hanya menyetel televisi saja, AC kami Off-kan.
Daftar jenis kamar yang bisa dipesan pengunjung (Dok.Pri) |
Nah, beberapa fasilitas tambahan yang membedakan antara hotel konvensional dengan syariah, di kamar disediakan perlengkapan ibadah seperti mukena, sajadah, Quran hingga arah kiblat. Di langit-langit kamar juga terdapat speaker yang melantunkan ayat-ayat suci Al quran yang mana itu diputar secara otomatis dari hotel.
Perlengkapan sholat dan Al quran untuk beribadah pengunjung |
Salah satu kelebihan menginap di hotel syariah, pengunjung yang tak sempat membawa perlengkapan ibadah bisa bernafas lega karena sudah tersedia di dalam kamar. Satu hal, bagi kamu yang tak suka asap rokok, tenang, hampir tiap kamar merupakan area no smoking lho sehingga bebas dari aroma rokok yang mengganggu.
Baiklah, sekarang saatnya review kamar mandinya. Bagiku pribadi, kamar mandi merupakan ujung tombak dari kebersihan dan kualitas sebuah hotel. Jadi, ketika berkunjung ke sebuah hotel, aku selalu menyempatkan diri menengok fasilitas di kamar mandi.
Kamar mandi di Namira Hotel memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Ada air hangat, air dingin, cermin, tempat sampah, handuk lantai, handuk badan, shampo, sabun, dan perlengkapan lainnya yang dikemas dalam packaging bertuliskan Namira Hotel. Ya, standar seperti hotel lainnya meski bukan yang terbaik.
Kelebihan Hotel Namira Syariah Kota Pekalongan
Baiklah, setelah sekian lama aku mengulas mengenai Namira Hotel secara umum. Aku kali ini akan memberi info kelebihan menginap di hotel tersebut.
- Lokasi yang strategis karena dekat dengan jalan raya dan pusat perbelanjaan. Pengunjung tak perlu repot membeli apapun bila membutuhkan.
- Bernuansa syariah, hotel ini cocok bagi pengunjung yang berkeinginan menikmati wisata halal dan religi.
- Harga loundry dan makanan yang cenderung terjangkau.
- Tersedianya cadangan air galon di luar kamar untuk mengisi botol mineral yang habis.
- Pelayanan resepsionis yang cukup ramah dan baik.
- Memiliki akses informasi lengkap di katalog.
- Tersedia perlengkapan ibadah yang memadai.
- Setiap kamar bersih dari asap rokok (bagi pengunjung yang tidak suka aroma rokok sepertiku misalnya).
Kekurangan Hotel Namira Syariah Kota Pekalongan
Well, selain kelebihan, aku juga akan memberi informasi mengenai hal-hal yang kurang ketika menginap di Namira Hotel. Harapanku, ini bisa jadi perbaikan kedepannya. Ini berdasarkan pengalaman menginap bulan maret 2020 ya, Kawan.
- Parkiran yang sangat sempit sehingga cukup untuk beberapa kendaraan saja.
- Wifi yang tak bisa digunakan lebih dari satu perangkat serta koneksinya lemot.
- Lantai kayu yang berderit sehingga brisik ketika diinjak yang bagi sebagian orang mungkin menganggu.
- Jendela yang tertutupi dekorasi kayu sehingga tak bisa melihat pemandangan luar.
- Tak ada smoking area, bagi pengunjung yang merokok.
Dekorasi yang menutup jendela sehingga tak bisa melihat pemandangan kota (Dok.Pri) |
Kesimpulan Naramutiara soal Namira Syariah Pekalongan
Memilih tempat menginap saat berkunjung ke suatu tempat tentunya menjadi kebutuhan paling penting. Apalagi bila membawa serta keluarga dan bermaksud memdapatkan pengalaman terbaik. Bagiku, Hotel Namira Syariah Pekalongan memang patut diacungi jempol karena menyajikan lingkungan strategis dengan konsep wisata halal yang kuat. Tentu bagi kamu pelancong tak perlu khawatir mengenai kehalalan makanan, tempat hingga suasana yang dihadirkan.
Aku sangat merekomendasikan hotel ini sebagai tempat inap dengan harga relatif murah yakni Rp 300.000-an bagi pengunjung yang berkeinginan merasakan sensasi religiusitas di dalamnya. Meski demikian, beberapa kekurangan yang aku tuliskan, semoga bisa menjadi perhatian agar Namira Hotel Syariah menjadi lebih populer dan ramah bagi siapapun pengunjung yang hadir.
Sekian review jujur dariku mengenai pengalaman menginap di hotel Namira Syariah Pekalongan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi siapapun yang hendak melancong ke Pekalongan dan berniat menginap disini.
By the way, aku menginap di Namira sekitar bulan Maret 2020, sebelum pandemi. Harapanku, semoga di tahun 2021, Namira Hotel Syariah semakin ramai pengunjung. Yukk bagi komenmu yang pengalaman menginap di sana dalam akhir-akhir ini. Salam hangat.
Relate post : Cerita Istimewa Menginap di Hotel Horison Pekalongan
katanya kalo nyetel musik bisa ditegur ya?
BalasHapusSempet kepikiran gk utk ngetes, apa bener bakal ditegur?
Gak tahu kalau itu, belum pernah nyetel wkwk
HapusTapi yang pasti disana distel murotal sampai jam 10 malam
lha bukane ada tulisan dilarang nyetel musik. di dket lift lntai atas, lupa lante brp, ada papan tulisan itu.
HapusGa terlalu memperhatikan sih, dan belum pernah nyetel. By the way, emangnya kedengeran yak musiknya? Kok sampai ditegur haha
Hapus