Sumber gambar : www.eljohnews.com |
Pertama kali menjejak ke kota Jogja adalah tahun 2013. Saat itu aku menjadi mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi. Sebagai seorang perantau, rasanya cukup asing dengan berbagai hal yang ada di Jogja, termasuk makanannya. Well, keadaan itu kemudian membuatku harus bertualang untuk mencari makanan-makanan yang cocok dengan lidah.
Aku tak menyangka, petualanganku mencari dan mencicipi makanan, membuatku paham bahwa Jogja merupakan tempat wisata kuliner yang begitu beragam. Entah itu kuliner khas Jogja sendiri atau kuliner yang berasal dari kota lain. Semua penjual makanan, bisa ditemukan dengan mudah dan tersebar di setiap sudut kota gudeg ini.
Sekedar menginformasikan, di kota kelahiranku, variasi makanan yang dijual tak sebanyak di disini. Begitu luar biasa memang, sampai-sampai aku dibuat tercengang dengan setiap kuliner yang masih asing. Makanan dari provinsi Papua seperti Papeda misalnya. Pantas saja, banyak orang menyebutkalau Jogja termasuk surganya kuliner.
Sekedar menginformasikan, di kota kelahiranku, variasi makanan yang dijual tak sebanyak di disini. Begitu luar biasa memang, sampai-sampai aku dibuat tercengang dengan setiap kuliner yang masih asing. Makanan dari provinsi Papua seperti Papeda misalnya. Pantas saja, banyak orang menyebutkalau Jogja termasuk surganya kuliner.
Sebagai mahasiswa yang tinggal di lingkungan kampus, aku menyadari bahwa keberagaman kuliner menjadi sesuatu yang biasa. Hal ini terjadi karena lingkungan kampus merupakan tempat bagi para perantau dari seluruh Indonesia. Well, makanan-makanan yang berasal dari kota, provinsi bahkan negara lain pun bisa dengan mudah ditemukan.
Btw nih ya, kalau kamu mampir ke Jogja dan jalan-jalan sepanjang jalan Bulaksumur, akan ada kegiatan pasar tumpah bernama Sunmor (Sunday Morning). Seperti namanya, kegiatan ini bisa kamu temukan setiap hari minggu dari pagi hingga siang pukul 12.00. Nah, di Sunmor ada beragam hal yang di jual mulai dari produk fashion, makanan, aksesoris hingga pelengkap gadget. Melalui sunmor ini pula, aku mengenal beragam hal termasuk makanan-makanan hits kesukaan anak-anak milenial.
Anak milenial? Ya, pernah dengar makanan bernama Seblak. Seblak merupakan makanan yang berasal dari Jawa Barat. Aku juga awalnya tak mengenal makanan ini, tetapi setelah cukup sering datang ke Sunmor, aku jadi tahu bahwa Seblak merupakan makanan hits dari kepulauan Sunda. Seblak sendiri, di jual oleh para mahasiswa yang tengah mengaplikasikan passion enterprener mereka. Rata-rata penjualnya merupakan merupakan anak-anak muda milenial.
Tak hanya berbicara penjual dari kalangan milenial, soal inovasi produk pun terlihat begitu luar biasa. Makanan-makanan yang ada, dijual dengan nama-nama unik dengan packaging yang menarik. Ya, Jogja sekali lagi kaya akan segala hal. Ia bukan hanya surga bagi beragam kuliner, tapi juga surga bagi masyarakat untuk mengembangkan jiwa enterprenership mereka.
Melalui kerjasama dua lembaga ini terciptalah even Jogja Halal Food Expo 2019. Expo makanan halal ini merupakan salah satu kegiatan yang diadakan oleh PLUT KUMKM Yogyakarta, untuk menginformasikan pentingnya makanan halal serta memperkenalkan keberadaannya kepada konsumen. Tak hanya itu, melalui expo ini juga diharapkan masyarakat memahami bahwa Jogja merupakan kota ramah pendatang, kota yang mendukung keberadaan berbagai macam kuliner dari daerah lain.
Potret Kemeriahan Jogja Halal Food Expo |
Aku datang sekitar pukul 14.00, tak seperti yang kurencanakan sebelumnya untuk pergi bersama kawan-kawan. Aku memutuskan untuk pergi sendirian. Ya, beragam kesibukan yang dialami kawan-kawanku di jam tersebut mengharuskanku "Ngejomblo" datang JEC untuk berburu kuliner. Its okay, mau bagaimana lagi.
Penasaran dengan keramaian dan kuliner apa saja yang dijual di Jogja Halal Food Expo 2019? Baiklah, mari ikuti ulasanku mengenai jalan-jalan sore itu.
Sobat kuliner, semenjak menjejakan kaki, keramaian telah terlihat dari sudut satu ke sudut lainnya. Kebetulan aku datang ketika ada kajian makanan halal, sehingga jumlah pengunjung cukup banyak. Ada yang membawa keluarga besar, teman-teman atau sepertiku yang datang sendirian untuk bersantai.
Potret Keramaian Jogja Halal Food Expo |
Sambil mendengarkan kajian, aku duduk menyantap semangkuk bakso di meja yang disediakan panitia. Terlihat stand makanan berjejer rapi dengan dekorasi yang begitu unik. Stand-stand itu disusun berbentuk U, memutari meja pengunjung. Jika diamati, para penjual dan penjaga stand expo merupakan anak-anak muda yang satu usia denganku. Mereka dengan antusias memberikan penawaran untuk mencicipi produk-produk yang dijual.
"Selamat datang Kak, monggo dicicipi sosis bakar buatan kami"
Stand-stand Kuliner yang variatif |
BTW nih ya, dari sekian banyak stand yang menjual kuliner, ada beberapa stand yang cukup menarik bagiku untuk di kunjungi. Salah satunya adalah milik Amalia Galuh Yuniarti. Mbak Lia (aku memanggilnya) adalah enterprener yang menjual oleh-oleh khas Jogja berupa minuman dan beberapa sambal. Ada yang tahu donk mengenai Wedang Uwuh?
Stand Kuliner Minuman Khas Jogja dan sambal (Dok.Pri) |
Wedang Uwuh yang dijual Mbak Lia memiliki packaging yang unik. Sederhana dan terkesan tradisional, namun ditata begitu cantik.
Harga satu paket wedang uwuh ini adalah Rp 25.000 dengan isi 10 bungkus. Hmm, cukup murah dan cocok digunakan sebagai oleh-oleh saat mudik. Oh iya, selain oleh-oleh wedang, Mbak Lia juga menjual aneka sambal untuk mereka yang menyukai pedas. Ada sambal teri, sambal petai, sambal belut dan sambal bawang.
Bentuk packagingnya unik dan praktis bukan? Cocok bagi kamu anak kosan yang jauh dari keluarga dan mencintai sambal ala-ala rumahan gitu. Aku aja sampai ngiler melihatnya.
Apa cuma ke stand itu aja Ra yang kamu datangi?Tentu saja tidak. Beberapa kali aku berputar-putar mencari kuliner unik lainnya yang dijual di Expo. Seperti Gudeg, Bakpia dan beberapa makanan hits ala-ala jepang. Takoyaki yang satu ini misalnya.
Berbagai jenis kuliner ala ala Jepang (Dok.Pri) |
Semua makanan yang dijual sudah terjamin kehalalannya lho sobat. Well, meskipun terlihat ala-ala Jepang, kamu gak usah khawatir ya untuk menikmatinya. Next, untukmu penyuka camilan kering, kamu bisa juga lho datang ke stand yang menjual aneka stik sayur, dan emping. Produk-produk tersebut merupakan hasil olahan lokal masyarakat Jogja.
Berbagai jenis camilan kering (Dok.Pri) |
Nah, itu dia sekelumit perjalananku berkeliling dari stand satu ke stand lainnya dalam Jogja Halal Food Expo 2019. Sebagai oleh-oleh yang kubawa ke kos, aku membeli beberapa produk makanan diantaranya Wedang Uwuh dan minuman Prebiotik yang super enak. Kebetulan ada kawankos yang belum pernah mencicipi wedang uwuh.
Nah, karena kegiatan expo ini juga dibuat untuk membantu UMKM menjual produknya, kita sebagai konsumen paling tidak membeli produk mereka ya sobat. Jangan cuma datang, hunting foto lalu pergi. Sederhana memang, tapi setidaknya jika kita membeli produk mereka, kita turut serta memajukan UMKM lokal masyarakat.
Baiklah, setelah melihat beberapa hal terkait jalan-jalanku ke Jogja Halal Food Expo 2019, apakah kamu masih belum yakin kalau Jogja memang dikenal sebagai surga kuliner yang halal dan unik? Jangan deh, soalnya banyak sekali makanan yang bisa kamu temukan disini, di kota istimewa ini. Silahkan bertualang dan mencobanya sendiri.
Wah,tumben sendirian Mbak? Biasanya sama blogger-blogger kece lainnya. Saya kemarin juga kesitu, cari gudeg sama wedang uwuh.. hehee
BalasHapusIya mas, soalnya memang liputan pribadi sih bukan acara komunitas.
HapusWagelaseehhhh mantabbbb kakak, wah dadi pengen kesana e, btw selamaaattttt yah
BalasHapusTerim kasih bang Joe :D
HapusMurah ya wedang uwuhnya...
BalasHapusBtw, event2 kayak gini memang bagus ya untuk memberi kesempatan produk2 lokal untuk tampil
Iya mbak lumayan murah. Aku aja beli satu untuk oleh-oleh :D
HapusJogja memang gada habisnya, selalu saja ingin ke jogja lagi.
BalasHapusAcara kulineran kayak gini memang menyenangkan karena kita bisa memilih banyak makanan dalam satu lokasi.
duuh, wedang uwuhnya bikin pengen mbak :D
"...di kota kelahiranku, variasi makanan yang dijual tak sebanyak di disini."
BalasHapusAku malah baru sadar, udah kelamaan di Jogja soalnya. Kuliah di Jogja, dapet pak suami yg orang Jogja juga. Alhasil nggak minggat2 dari kota ini hahaha
Btw yg jual sambal dalam kemasan botol itu merknya apa, mbak?
Di Jogja sekarang jarang yg sambal terinya enak, siapa tahu pak suamiku berminat nyobain itu... :D