Hmmm, kalau ngomongin MPR, aku jadi ingat pelajaran jaman SMA dulu. Aku saat itu hafal betul fungsi dan wewenang dari MPR seperti apa. Tapi kalau sekarang, entahlah. Terlalu banyak hal yang dilakukan sampai pengetahuan seperti itu terlupakan.
Ada yang masih ingat mungkin, atau sama kayak aku hehe? Jika tidak ingat, baiklah, saatnya kita belajar lagi nih mengenainya. Well, ada beberapa fungsi dan wewenang yang dimiliki oleh MPR. Berikut merupakan infografisnya.
Nah setelah melihat itu semua, jadi ingat kembali kan nostalgia pelajaran jaman sekolah. Aku juga iya. Usut punya usut ternyata yang melantik presidan dan wakil presiden adalah MPR. Wah wah Nara ketahuan nih lupanya kebangetan.
Ada yang masih ingat mungkin, atau sama kayak aku hehe? Jika tidak ingat, baiklah, saatnya kita belajar lagi nih mengenainya. Well, ada beberapa fungsi dan wewenang yang dimiliki oleh MPR. Berikut merupakan infografisnya.
Nah setelah melihat itu semua, jadi ingat kembali kan nostalgia pelajaran jaman sekolah. Aku juga iya. Usut punya usut ternyata yang melantik presidan dan wakil presiden adalah MPR. Wah wah Nara ketahuan nih lupanya kebangetan.
Oh iya, berbicara mengenai MPR, pada tanggal 4 Desember 2018 lalu, aku dan blogger Jogja diajak diskusi kebangsaan dalam “Netizen Gathering MPR RI 2018”. Kegiatan kayak gini sebelumnya udah pernah diselenggarakan di Jogja, tepatnya tahun 2017. Hanya saja, tahun itu aku tidak ikut karena sedang banyak kegiatan. Sungguh sangat disayangkan, padahal materinya keren banget lho. Membuat kita lebih mencintai dan menghargai Indonesia.
Well, tahun 2018 ini. Alhamdulillah aku ada waktu dan rezeki untuk mengikuti “Netizen Gathering MPR RI” ini. Gathering tersebut dilaksanakan di sebuah hotel yang sudah cukup dikenal di Yogyakarta, Satoria Hotel. Kami para blogger diberi ilmu baru terkait 4 pilar kebangsaan.
Sebelum memasuki pembahasan lebih lanjut mengenai arti 4 pilar kebangsaan, diskusi dan penyampaian aspirasi, kami mulai dulu dengan perkenalan masing-masing. Sebenarnya sih sebagian dari kami sudah banyak yang saling kenal, soalnya sering ikut even gathering blogger yang lain. Hanya saja, kami juga kedatangan tamu dari Jakarta, yakni para MC untuk acara kali itu. So, mau tak mau kami tetap harus memperkenalkan diri.
Setelah semua peserta memperkenalkan diri, acara kemudian dimulai. Ada tiga perwakilan dari MPR yang menjadi narasumber dalam gathering ini. Jalannya diskusi dipandu oleh mba Mira Sahid dan Mba Nurliya selaku MC. Nah, narasumber pertama adalah Bapak Ma'ruf selaku Sesjen MPR RI yang dibersamai oleh Ibu Siti Fauziah dan Bapak Andriyanto dari Biro Humas MPR.
Bu Siti Fauziah membuka acara dengan ucapan terima kasih atas terselenggaranya acara. Beliau mengatakan bahwa Jogja merupakan kota pertama penyelenggaraan gathering MPR tahun 2018 tersebut. Dan alhamdulillah, antusiasnya begitu luar biasa.
Aku sebagai blogger bahagia ketika acara seperti ini bisa terselenggara. Rasanya kami bisa menyampaikan secara langsung uneg-uneg terkait dengan tugas dan wewenang MPR sebagai lembaga negara di Indonesia. Nah, penjelasan mengenai tugas dan wewenang serta 4 pilar kebangsaan dijelaskan oleh Bapak Maruf.
Pak Ma'ruf mengatakan bahwa saat ini terjadi berbagai permasalahan di dalam negeri tak lepas dari paham 4 pilar kebangsaan yang kian luntur. Yaps, 4 pilar kebangsaan ini bukan hanya sebagai dasar dari lembaga-lembaga yang ada di Indonesia. Tapi lebih dari itu, ia merupakan sebuah dasar yang memperkokoh nasionalisme setiap orang. Kita harus memahami dan selalu memegang erat 4 pilar kebangsaan ini.
Pancasila merupakan pilar tertinggi yang harus kita pahami secara utuh. Sejak kecil aku sudah diajarkan untuk memahami Pancasila oleh keluarga. Kemudian pemahaman itu berlanjut hingga sekarang. Masih hafal kan dengan Pancasila?
Jika kamu gak hafal, sebenarnya keterlaluan sih, soalnya sejak TK juga kita udah diajarkan bahkan sampai sekarang. Masa menghafal 5 saja gak bisa, duh duh duh. Jangan sampai deh.
Nah, pilar selanjutnya adalah UUD 1945. Ini merupakan dasar peraturan perundang-undangan di Indonesia. Memang tak semua yang ada di UUD 1945 aku bisa menghafalkannya. Soalnya pasal-pasal yang terkandung banyak sekali jumlahnya. Ya paling enggak kita pernah tahu bagian pembukaannya dulu. Dan memahami setiap pasal sedikit demi sedikit. BTW, Setiap kali upacara bendera kita selalu dibacakan pembukaan UUD 45 bukan?
Pilar yang ketiga adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kesatuan disini mengandung arti bahwa terdapat banyak pulau-pulau di Indonesia di satukan dalam bentuk negara Indonesia. Jadi tidak seperti negara di Amerika yang terdiri dari beberapa negara bagian. Indonesia adalah satu negara dengan ribuan pulau, ribuan suku, bahasa, agama, dan kebudayaan yang beragam. Hebat kan?
Okay, sekarang yang terakhir adalah Bhineka Tunggal Ika. Bhineka Tunggal Ika sendiri memiliki arti yang sangat dalam yakni “Berbeda-beda tetapi satu jua”. Semboyan ini pertama kali diungkapkan oleh Mpu Tantular, seorang pujangga dari kerajaan Majapahit.
Berkaitan dengan Bhineka Tunggal Ika, Bapak Ma'ruf menegaskan bahwa semboyan ini mendiskripsikan bahwa meskipun ada banyak perbedaan tetapi kita harus tetap menjadi satu. Satu bangsa, satu Indonesia.
Jika kita menilik kejadian akhir-akhir ini yang sedang memanas karena isu Sara. Itu mengindikasikan bahwa internalisasi nilai Bhineka Tunggal Ika dalam masyarakat Indonesia kian melemah. Akibatnya banyak orang mudah terhasut, mencaci maki, tidak menghargai perbedaan dan bersikap dominan terhadap yang lainnya.
Empat pilar kebangsaan Indonesia ini begitu indah. Nilai-nilai yang terkandung sangat mendalam. Mengajarkan untuk mencintai perbedaan dan begitu menghargai keberagaman. Oleh karena itu sebagai blogger, aku bahagia bisa membagikan tulisan ini supaya pembaca bisa mengingat kembali arti penting 4 pilar kebangsaan.
Yap, demikianlah pesan-pesan yang disampaikan oleh Bapak Maruf Cahyono selaku Sesjen dari MPR RI. Beliau mengingakan kami para blogger untuk tetap belajar, tetap melakukan kerja-kerja baik untuk Indonesia melalui karya-karya yang menginspirasi banyak orang.
Acara selanjutnya adalah tanya jawab dan diskusi yang dipandu oleh Bapak Andriyanto dan Bu Siti Fauziah selaku Biro Humas MPR.
Pada diskusi tersebut, kami para blogger diberi ruang untuk menyalurkan aspirasi terkait uneg-uneg yang selama ini tertahan. Diskusi malam itu begitu seru dan panas. Sampai-sampai waktu terlewat begitu saja. Rencana awal kami akan selesai pukul 21.00 malam, namun kenyataannya selesai pukul 22.00 malam lebih. Kelebihan satu jam ya hehe.
Baiklah itu dia ulasanku mengenai gathering netizen Jogja bersama MPR tahun 2018. Aku berharap sih acara semacam ini lebih banyak dan lebih lama sehingga bahasan yang ada akan lebih beragam. Oke cukup itu dariku. Aku tunggu pertemuan selanjutnya. Semoga bisa hadir!!
Bu Siti Fauziah membuka acara dengan ucapan terima kasih atas terselenggaranya acara. Beliau mengatakan bahwa Jogja merupakan kota pertama penyelenggaraan gathering MPR tahun 2018 tersebut. Dan alhamdulillah, antusiasnya begitu luar biasa.
Aku sebagai blogger bahagia ketika acara seperti ini bisa terselenggara. Rasanya kami bisa menyampaikan secara langsung uneg-uneg terkait dengan tugas dan wewenang MPR sebagai lembaga negara di Indonesia. Nah, penjelasan mengenai tugas dan wewenang serta 4 pilar kebangsaan dijelaskan oleh Bapak Maruf.
Pak Ma'ruf mengatakan bahwa saat ini terjadi berbagai permasalahan di dalam negeri tak lepas dari paham 4 pilar kebangsaan yang kian luntur. Yaps, 4 pilar kebangsaan ini bukan hanya sebagai dasar dari lembaga-lembaga yang ada di Indonesia. Tapi lebih dari itu, ia merupakan sebuah dasar yang memperkokoh nasionalisme setiap orang. Kita harus memahami dan selalu memegang erat 4 pilar kebangsaan ini.
Pancasila merupakan pilar tertinggi yang harus kita pahami secara utuh. Sejak kecil aku sudah diajarkan untuk memahami Pancasila oleh keluarga. Kemudian pemahaman itu berlanjut hingga sekarang. Masih hafal kan dengan Pancasila?
Jika kamu gak hafal, sebenarnya keterlaluan sih, soalnya sejak TK juga kita udah diajarkan bahkan sampai sekarang. Masa menghafal 5 saja gak bisa, duh duh duh. Jangan sampai deh.
Nah, pilar selanjutnya adalah UUD 1945. Ini merupakan dasar peraturan perundang-undangan di Indonesia. Memang tak semua yang ada di UUD 1945 aku bisa menghafalkannya. Soalnya pasal-pasal yang terkandung banyak sekali jumlahnya. Ya paling enggak kita pernah tahu bagian pembukaannya dulu. Dan memahami setiap pasal sedikit demi sedikit. BTW, Setiap kali upacara bendera kita selalu dibacakan pembukaan UUD 45 bukan?
Pilar yang ketiga adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kesatuan disini mengandung arti bahwa terdapat banyak pulau-pulau di Indonesia di satukan dalam bentuk negara Indonesia. Jadi tidak seperti negara di Amerika yang terdiri dari beberapa negara bagian. Indonesia adalah satu negara dengan ribuan pulau, ribuan suku, bahasa, agama, dan kebudayaan yang beragam. Hebat kan?
Okay, sekarang yang terakhir adalah Bhineka Tunggal Ika. Bhineka Tunggal Ika sendiri memiliki arti yang sangat dalam yakni “Berbeda-beda tetapi satu jua”. Semboyan ini pertama kali diungkapkan oleh Mpu Tantular, seorang pujangga dari kerajaan Majapahit.
Berkaitan dengan Bhineka Tunggal Ika, Bapak Ma'ruf menegaskan bahwa semboyan ini mendiskripsikan bahwa meskipun ada banyak perbedaan tetapi kita harus tetap menjadi satu. Satu bangsa, satu Indonesia.
Jika kita menilik kejadian akhir-akhir ini yang sedang memanas karena isu Sara. Itu mengindikasikan bahwa internalisasi nilai Bhineka Tunggal Ika dalam masyarakat Indonesia kian melemah. Akibatnya banyak orang mudah terhasut, mencaci maki, tidak menghargai perbedaan dan bersikap dominan terhadap yang lainnya.
Empat pilar kebangsaan Indonesia ini begitu indah. Nilai-nilai yang terkandung sangat mendalam. Mengajarkan untuk mencintai perbedaan dan begitu menghargai keberagaman. Oleh karena itu sebagai blogger, aku bahagia bisa membagikan tulisan ini supaya pembaca bisa mengingat kembali arti penting 4 pilar kebangsaan.
Yap, demikianlah pesan-pesan yang disampaikan oleh Bapak Maruf Cahyono selaku Sesjen dari MPR RI. Beliau mengingakan kami para blogger untuk tetap belajar, tetap melakukan kerja-kerja baik untuk Indonesia melalui karya-karya yang menginspirasi banyak orang.
Acara selanjutnya adalah tanya jawab dan diskusi yang dipandu oleh Bapak Andriyanto dan Bu Siti Fauziah selaku Biro Humas MPR.
Pada diskusi tersebut, kami para blogger diberi ruang untuk menyalurkan aspirasi terkait uneg-uneg yang selama ini tertahan. Diskusi malam itu begitu seru dan panas. Sampai-sampai waktu terlewat begitu saja. Rencana awal kami akan selesai pukul 21.00 malam, namun kenyataannya selesai pukul 22.00 malam lebih. Kelebihan satu jam ya hehe.
Baiklah itu dia ulasanku mengenai gathering netizen Jogja bersama MPR tahun 2018. Aku berharap sih acara semacam ini lebih banyak dan lebih lama sehingga bahasan yang ada akan lebih beragam. Oke cukup itu dariku. Aku tunggu pertemuan selanjutnya. Semoga bisa hadir!!
"Tulisan ini merupakan ulasan untuk acara Gathering Netizen Jogja bersama MPR RI pada tanggal 4 November 2018"
Naksir tasnya, apik mbak.
BalasHapusHaha emang cantik banget tasnya :D
HapusKeren nih acara gathering bareng MPR.. Setidaknya bisa membuka kembali wawasan kebangsaan melalui gathering ini ya..
BalasHapusYap, bener banget Bu. Saya juga jdi belajar mengingat kembali
HapusSaya juga ikut acaranya akhir tahun 2016 yg lalu.. Nah pas gathering nasional tgl 7-9 Des di Jakarta, saya ikut kembali.. Seneng banget bisa ikut karena memberikan wawasan yg luas tentang 4 pilar
HapusSuka lab dgn acara2 yg diadakan MRP RI ini ga ada bau2 kampanye sama sekali...lbh ke cinta negeri..
BalasHapusTahun lalu saya juga berkesempatan ikut gathering bersama MPR, jadi flashback keseruan diskusi mengenai politik dan hoax waktu itu ^^
BalasHapusSenangnya bisa ikutan even Netizen Gathering MPR RI 2018” ini. Makassar kapan ya...
BalasHapusTahun lalu juga pernah hadir di acara Netizen Gathering MPR RI, dan yess pembahasan seru, jadi meningkatkan kembali rasa nasionalisme kita ya Mba.
BalasHapusSeru banget nih. Ngumpul ngumpul berkualitas. Nambah link dan mungkin kedepannya bagi bagi job hehehe
BalasHapusWah, seru deh acaranya. Banyak ilmu baru dan pasti bikin dapet insight baru. Kok gak ada Pak Zul, ya? Idola aku banget deh beliau :D
BalasHapusMeskipun kesannya obrolannya berat tapi emang saat ini diskusi2 kyk gini yg dibutuhkan ya mbak. Soalnya gk tau zaman skrng kok dikit2 org gampang banget marah2 klo ada yg gk sependapat, khususnya di medsos...
BalasHapusSemoga NKRI tetap damai dalam keberagaman...gak gampang terhasut.., dengan orang2 yg mengadu domba..
BalasHapusaku enggak daftar acara ini. Malm siih...jauh pula ...hehehe...
BalasHapusTahun lalu gathering ini pernah diadakan di Jakarta. Tapi sayangnya aku enggak ikut. Beruntung banget mbak Nurul bisa ikutan gathering MPR. Pasti nambah banyak wawasan tentang kebangsaan ya :D
BalasHapusSelalu kangen nih ikut acara MPR suka seru tema pembicaraannya. NKRI harus tetap bersatu ya mba.
BalasHapusWaahhh keren nih,,,,memang semua elemen negara termasuk blogger harus bisa menunjukkan dedikasinya untuk negara,,,mantap,,
BalasHapus