Ket: diatas merupakan gambar yg saya upload di IG sebagai syarat lomba
Sebuah website yang bekerjasama dengan kementrian membuat sebuah even berkarya dengan hadiah yang cukup besar. Totalnya lebih dari 150 juta. Ada beberapa kategori yang harus dibuat peserta, salah satunya adalah membuat artikel, dan saya termasuk peserta yang mengikuti even tersebut dalam kategori artikel.
Saya membuat artikel tersebut kurang lebih selama 8 jam dengan cara menyicil karena kadang merasa capek. Tepat pukul 23.00 semua kelengkapan untuk artikel tersebut telah selesai saya buat. Dan saya tinggal mengupload karya.
Ketika website saya buka untuk men-submit karya, ternyata down. Saya tidak bisa men-submitnya malah kembali ke Home atau halaman awal. Halaman untuk men-submit tidak ada. Dan saat itu rasanya saya cukup panik. Saya takut karya yang sudah saya buat hingga telat tidur itu tidak bisa terkirim.
Pukul 23.36 saya berusaha mengirimkan lagi bersama salah satu teman kos yang mengajak saya untuk mengikuti even tersebut, dan hasilnya berhasil submit.
Terdapat kata. "Terima kasih telah upload karya Anda". Lega rasanya saat itu. But wait, ternyata panik dalam hati belum berakhir. Setelah saya lihat di galeri website, ternyata karya saya tak termuat. Whats wrong?
Sudah saya cek berkali-kali dan tetap saja tidak dimuat. Apa saya belum mengirimkan? Apa panitia gak menerima pada waktu jam segitu. Dan muncul pertanyaan apa-apa yang lain.
Setelah saya telusuri via instagram---karena setiap karya artikel juga harus mengupload gambar di IG yang berkenaan dengan artikel yang ditulis dan mengetag akun tertentu. Ternyata pertanyaan yang berkenaan dengan transparansi dan penilaian muncul di kolom komen. Banyak peserta yang menyayangkan bahkan menghujat even tersebut.
Saya sebagai pengamat sekaligus peserta hanya bisa melihat sekilas kalau even tersebut emang perlu dibenahi dari segi alur dan transparansi dari panitia berupa kriteria penilaian juga kejelasan mengenai karya-karya yang tak muncul di galeri.
Beberapa jam lalu semua kategori sudah diumumkan pemenangnya. Saya peserta yang tak masuk nominasi, alias kalah. wkwkwk. Jujur rasanya agak kecewa. Tahulah, setiap para peserta yang kalah pasti akan merasa sedih. Saya termasuk.Hikss
Namun setelah saya pikirkan, saya merasa saya telah berusaha. Menang atau kalah itu hanya masalah rezeki. Entah panitia even tersebut objektif atau tidak saya tidak paham. Yang saya pahami mereka telah menyiapkan even tersebut dengan berbagai cara. Walaupun terdapat beberapa kekurangan yang merugikan peserta. Apapun itu saya tetap mengapresiasi kerja dari panitia even tersebut.
Mengikuti sebuah kompetisi itu berarti harus rela dan ridho. Rela jika tidak menang. Ridho dengan pengorbanan waktu dan tenaga yang telah diberikan. Satu hal, kita boleh kecewa dengan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh panitia. Namun jangan menghujat.
Beri sedikit ruang untuk hati supaya bisa belajar menerima sebuah kekalahan. Kekalahan itu biasa, itu berarti saya harus membuat karya lebih baik lagi. Saya bangga karena telah berhasil membuat artikel meskipun tak menang. Setidaknya, ketika saya tak menang, saya memiliki tulisan yang bisa saya simpan untuk bahan pembelajaran.
Bismillah untuk diri kita. Be winner for ourself :)
Sebuah catatan hari ini untuk mengungkapkan isi hati.
Post By : Nurul Mutiara Risqi Amalia (Manajemen A 2013 UNY : Kosan ULYA, Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon tidak memberikan komentar dengan link hidup karena akan langsung dihapus dan ditandai spam