Pulang kekotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh
selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja
Mendengar lirik lagu di atas membawa
pikiran saya pada satu kota di jawa bagian tengah. Yogyakarta. Dalam lagu yang
dinyanyikan oleh band Kla Project tersebut bercerita tentang kerinduan kota
gudeg dengan berbagai keramaian yang ada. Bagi saya, setiap kali mendengar kata
Jogja, selalu terbayang tempat makan bernama "Angkringan" dengan nasi
kucing ditata bertumpuk di mejanya.
Angkringan memang bukan tempat makan yang memiliki gaya mewah dan juga bernilai
lux. Namun kekhasan suasana dan juga gaya tradisional yang ditandai dengan
nyala lampu yang temaram berwarna kuning itu, membuat atmosfer kebersamaan
untuk sekedar ngopi ataupun berkumpul bersama teman-teman menjadi berbeda.
Yap, angkringan tersebar di setiap sudut kota Jogja pada
malam hari. Penjual angkringan biasanya ditandai dengan gerobak dorong. Berbagai makanan yang dijual pun bermacam-macam.
Mulai dari Sego Kucing ( nasi bungkus yang dibungkus kecil-kecil, lauk di
dalamnya biasanya teri dengan sambal atau oseng-oseng tempe), sate telur puyuh,
sate usus, sate ampela, gorengan, dan berbagai varian minuman.
Kebetulan saya seorang organisator, sering kumpul dan ngobrol
bersama teman-teman, entah untuk ngobrol santai atau diskusi seputar
organisasi. Saat kumpul-kumpul organisasi kendala yang ada terkadang adalah
mencari tempat, kami membutuhkan space yang luas karena banyak sekali orang
yang ikut didalamnya.
Pernah terlintas untuk mencoba berkumpul di angkringan. Namun
angkringan yang ada tidak cukup menampung 11 sampai 19 orang. Sehingga tidak
mungkin kami memilih angkringan sebagai tempat kami bersantai atau membahas
hal-hal berbau organisasi.
Berbicara mengenai angkringan, ada sebuah angkringan di jalan
Sukoharjo Rt 02 Rw 08 Sanggrahan, Condong Catur, Yogyakarta yang cukup unik dan
tak seperti angkringan kebanyakan. Angkringan Tobat namanya. Angkringan ini buka setiap hari senin sampai dengan hari
sabtu dimulai dari pukul 16.00-23.00 wib.
Jangan datang kesini kalau hari
minggu sebab angkringan Tobat juga memiliki waktu libur. Angkringan Tobat tidak
seperti angkringan biasanya. Disini tidak ada gerobak dan tempat yang sempit,
namun lebih seperti tempat nongkrong khas anak muda dengan kursi-kursi dan meja
yang tertata. Walaupun begitu, angkringan Tobat tetap memberikan atmosfer khas
angkringan yakni lampu yang berwarna kuning temaram.
Angkringan Tobat mampunyai fasilitas yang tentu disukai kawula
muda. Apa itu??
Jeng...jeng...jeng,
Ada wifi, televisi plasma untuk nobar atau sekedar mendengarkan
lagu.
Tak hanya itu, makanan yang ditawarkan juga sangat banyak dengan
list minuman lebih dari 20 jenis.
Hmmm, gimana?
mau mencoba atmosfer yang berbeda dari angkringan yang ada. Yuh cap cuzzz aja
ke Angkringan Tobat yang kece badai dan unik ini. Bisa juga lho follow IG nya
di @angkringantobat.
Dijamin gak akan nyesel deh.
Dijamin gak akan nyesel deh.
tiap mudik ke solo, slalu ga pernah absen mampir di angkringan.. ;).. di jogja juga kalo lg main kesana.. nasi kucing itu walo terlihat simple bgt, tapi kenapa ya rasanya selalu bikin keingetan :D.. apalagi kalo pake lauk aneka satenya yg banyak bgt itu :D
BalasHapusiya mbak, angkringan selalu memunculkan suasana yang berbeda. Nasi kucing dengan khas sambal terinya, itu yang selalu sya ingat setiap kali makan di angkringan :)
Hapusangkringan tobat lagi ngehitsss ya ?
BalasHapusiya mbak, saya sebenarnya baru tahu kalau di daerah condong catur ada angkringan kece tersebut,heheh
Hapusdatang aja mbak, yang paling asyik tuh saat wifi-an dan full musik,..
Wiiiih angkringan jaman skrg ada wifi nya kayak cafe hahahaa
BalasHapushehehe kebetulan angkringan yang ini emang beda mb Mila :)
Hapusngga cuma jaman yang makin modern, angkringan juga semakin modern biar makin betah lama-lama di angkringan bintang lima hehee
BalasHapus